WahanaNews-Nias | Umat Katolik Gereja Kon Katedral Bunda Para Bangsa Gunungsitoli rayakan Minggu Palma di Gereja Santa Maria Bunda Para Bangsa Gunungsitoli, jalan karet nomor 33A, Kelurahan Iilir, Gunungsitoli, Minggu (2/4/2023)
Minggu Palma diperingati untuk mengenang sengsara Tuhan Yesus, diadakan pada hari Minggu sebelum memasuki pekan suci perayaan paskah.
Baca Juga:
Gubernur Kalteng Ajak Pengurus Pemuda Katolik Berkarya dan Bangun Masyarakat Makmur
Pada perayaan Minggu Palma ini, dimulai dari halaman gereja, umat memasuki gereja dengan arak-arakan dengan diikuti Uskup, Pastor Paroki.
Seluruh umat dibagikan daun palma yang sebelumnya sudah diberkati oleh Uskup. Dibagikannya daun palma ini sebagai bentuk penghormatan terhadap Yesus yang diagungkan.
Umat Katolik Umat Katolik Gereja Kon Katedral Bunda Para Bangsa Gunungsitoli mengikuti perayaan Minggu Palma. (Foto: dok. WahanaNews/YH)
Baca Juga:
Paus Fransiskus Kabulkan Permintaan Mgr. Paskalis Bruno Syukur Tidak Diangkat jadi Kardinal
Mengawali ibadah dengan pembacaan liturgi Bacaan ke 1 dari surat Injil Yesaya 50:4-7 dan Bacaan ke 2 dari surat Injil Filipi 2:6-1, kemudian dilanjutkan dengan Pembacaan Inzil dari surat Matius 26:14-27:66 oleh petugas.
Misa ini dipimpin langsung oleh Uskup Mgr. Fransiskus T. S. Sinaga, Pr. Keuskupan Sibolga. Ia mengatakan bahwa perayaan Minggu Palma kali ini dimulai dengan peristiwa dimana Minggu suci diawali dengan Minggu Palma dan seterusnya.
"Lewat Minggu Palma ini, kita menyambut Yesus, menyambut Yesus di Yerusalem, juga merenungkan dan mengatakan hosana, hosana, akan tetapi sesudah itu kita juga akan menyalibkan Yesus itu sendiri," ujar Uskup Fransiskus Sinaga.
Ia pun mengajak seluruh umat untuk belajar dari Yesus, tentang ketaatan, kepatuhan dan kesetiaan-Nya kepada kehendak Bapa-Nya.
"Kita juga hendaknya sebagai umat Kristiani, sebagai umat katolik, harus meyakini bahwa Kristus Putra Allah adalah satu-satunya yang sungguh-sungguh melakukan kehendak Allah meski pun kematian menjadi jaminannya",
"Dengan itu, mari kita berdoa untuk palma-palma ini dan kita gunakan untuk menyambut Yesus yang masuk ke Yerusalem," ujarnya.
Uskup Fransiskus Sinaga mengatakan, lewat Homili Yesus melakukan kehendak Bapa dengan cinta.
"Cinta itu melahirkan kepatuhan, melahirkan kesetiaan, melahirkan ketaatan",
Ciri kita sebagai orang beriman apa lagi Katolik, kepatuhan, Kesetiaan, ketaatan adalah bagian dari iman kita dan hidup kita," ucapnya.
ia mengatakan kalau seorang Uskup tidak baik, tidak setia dan tidak taat, maka umat susah mendengarkan.
Demikian juga para biarawa-biarawati, cinta yang melahirkan kepatutan, ketaatan dan juga kesetiaan adalah menjadi milik semuanya.
"Kalau kita tidak melakukan kehendak Bapa maka kita akan menjauh dari Allah itu sendiri dan tidak mendengarkan banyak orang," imbuhnya.
Maka Bapak Ibu saudara saudari, lanjut Fransiskus Sinaga, menegaskan, jika dari kami ada beberapa yang menyimpang dari jalan Yesus, itu artinya tidak melakukan kehendak Tuhan.
"Apa lagi kita umat kalau tidak melakukan kehendak Allah, kita juga menjauh dari Tuhan dan tidak akan mendengarkan orang lain," ujarnya.
Ia pun mengajak untuk selalu melakukan kehendak Tuhan dengan baik, baik sebagai Uskup, sebagai Pastor atau Biarawan-biarawati dan mau pun sebagai umat.
"Mari kita menyambut dan memuliakan Yesus dalam hidup kita, di Paroki kita dan ditempat kita ini dengan hati yang gembira, hati yang gegap gempita dan sekaligus juga kita mau supaya hidup kita, tugas dan pekerjaan kita menjadi karya cipta Tuhan, semoga perayaan Palma ini membawa damai, berkat untuk kita semua," pungkasnya. [CKZ}