WahanaNews-Nias | Penerima Bantuan Sosial Sembako (BSS) dan BLT BBM tahun 2022 dari Kementerian Sosial (Kememsos) Republik Indonesia, yang disalurkan melalui PT. Pos Indonesia (Persero) untuk warga Desa Banuasibohou 1, Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara, dinilai tidak tepat sasaran dan akurat.
"Desa Banuasibohou 1 adalah termasuk salah satu desa penerima bansos dan BLT ini dan ternyata ada data-data yang tidak akurat sebagaimana keadaan yang sebenarnya," kata Wasidamai Hulu alias Ama Fina, warga Desa Banuasibohou 1, kepada Nias.WahanaNews.co melalui pesan WhatsApp, Jumat (16/9) siang.
Baca Juga:
Miris! Demi Dapatkan BLT BBM, Janda di Nias Barat Ditemukan Tewas di Tepi Sungai Oyo
Hal ini, kata Wasidamai Hulu alias Ama Fina, dibuktikan dengan data yang diterima ada nama-nama orang yang sudah lama meninggal dunia, sudah pindah kependudukan dan bahkan ada juga yang menerima ganda dalam satu keluarga.
"Justru yang sangat menyedihkan, ada keluarga yang sudah janda dan miskin bernama Meriba Hulu alias Ina Budi Waruwu yang seharusnya layak menerima bantuan ini namun kenyataannya tidak menerima," ujarnya.
Menurutnya, bansos ini seyogianya diterima oleh seluruh masyarakat kecuali PNS, TNI, POLRI dan pensiunan juga perangkat desa.
Baca Juga:
Hendak Ambil BLT BBM ke Kantor Camat Lolofitu Moi, Seorang Janda Dikabarkan Hilang di Sungai Oyo
Ia mengaku hal ini sudah pernah disampaikan kepada Plt. Kades Banuasibohou 1 dan juga Camat Alasa.
"Tapi mereka mengatakan bahwa tidak tahu data ini mengapa bisa begitu," ujarnya.
Wasidamai Hulu berharap supaya data-data penerima bantuan, bener-benar akurat dan sampai pada keluarga yang memang berhak menerima manfaat.
Terpisah, Plt Kepala Desa Banuasibohou 1, Sukadamai Lase, mengatakan bahwa setiap tahun pihaknya tetap melakukan validasi melalui musyawarah desa dan selanjutnya data itu dikirim kepada Dinas Sosial Kabupaten Nias Utara.
Ia memberitahukan untuk Desa Banuasibohou 1 terdiri dari 408 KK dan 156 KK yang menerima Bantuan Sosial Sembako (BSS) dan BLT BBM tahun 2022.
"Jadi belum pernah diminta secara khusus kepada kami tentang data penerima bantuan ini, dan untuk menentukan siapa yang penerima bantuan di desa itu bukan kami tapi itu dari Kementerian Sosial Republik Indonesia," katanya.
Sukadamai Lase pun mengaku heran saat pihaknya menerima data para penerima bansos, setelah dicek ada data yang sudah meninggal dan pindah kependudukan.
"Kami di desa tidak tahu bagaimana cara mereka (Kememsos dan Dinas Sosial) menentukan data penerima," ujar dengan keheranan.
Ia memastikan, jika pihaknya siap memberikan informasi kepada masyarakat ataupun pihak lain yang membutuhkannya.
"Kami pasti menyampaikan apa adanya sesuai dengan data penduduk desa," katanya.
Sementara itu, Camat Alasa, Yostinus Hulu, mengatakan tidak mengetahui penyebab pasti adanya pembagian BSS dan BLT tersebut tidak tepat sasaran maupun akurat.
"Masalah keakuratan data penerima bansos di setiap desa kami tidak tahu, karena data dari desa tidak lagi masuk di kecamatan, setiap desa sudah bisa menginput datanya sendiri ke Kemensos," sebutnya.
Namun, kata Yostinus Hulu, jika mendasari penuturan Wasidamai Hulu, menurutnya kemungkinan data tersebut adalah data lama.
"Bisa-bisa data sepeluh tahun yang lalu, karena masih ada data orang yang telah meninggal dunia dan bahkan yang sudah pindah kependudukan," ujarnya.
Atas kejadian ini, Yostinus Hulu mengingatkan kepada 14 Desa di wilayah Kecamatan Alasa untuk tetap memvalidasi datanya secara baik dan akurat.
"Harapan kita tidak ada lagi data-data yang tidak benar misalnya meninggal, pindah kependudukan dan sebagainya sehingga tidak ada masyarakat atau keluarga yang terlewatkan dan merasa dirugikan terkait pendataan-pendataan seperti ini," harapnya.
Sebagai informasi, pembagian BSS ini untuk bulan September sebesar Rp 200 ribu dan sementara BLT BBM untuk bulan September - Oktober sebesar Rp 300 ribu, dilaksanakan di Aula Kantor Camat Alasa, berlangsung selama dua hari dari tanggal 14 - 15 September 2022, dimulai pukul 10.00 Wib sampai pukul 17.00 wib sore. [CKZ]