WahanaNews-Nias | Siapa sangka, Mairizal Tanjung, sehari-harinya seorang penjual es campur di simpang eks pasar Gomo Gunungsitoli ternyata jago bermain catur.
Kehebatannya memainkan bidak catur ini mengantarkannya merebut juara 1 pada turnamen catur untuk kategori umum yang diadakan oleh DPD KNPI Kota Gunungsitoli pada hari Minggu (6/11) kemarin.
Baca Juga:
Bocah Kelas 1 SD di Luwu Timur Sulsel Juara 1 Kejurnas Catur
Pria asal Desa Malalo, Tanah Datar, Sumatera Barat, ini menceritakan mengenal catur sejak masih duduk di bangku sekolah dasar dan pertama sekali menginjakkan kaki di Nias pada tanggal (4/7/1989) yang lalu.
“Pertama sekali tiba di Nias ikut paman jualan kain,” tutur Mairizal Tanjung saat bincang ringan dengan Nias.WahanaNews.co di sebuah kedai kopi Jalan Karet dekat simpang Meriam, Kota Gunungsitoli, Rabu (9/11) siang.
Kemudian pada tahun 2000, pria berumur 53 tahun ini mencoba menjajal peruntungannya dengan jualan Video Compact Disk (VCD).
Baca Juga:
Kapolda Jambi Silaturahmi Bersama Deputi Kantor Staf Kepresidenan Bahas Masalah Batubara dan Transportasi di Jambi
“Karena perkembangan teknologi, orang-orang sudah mulai memakai flash disk, akhirnya pada tahun 2014 saya berhenti jualan VCD”,
“Setelah berhenti jualan VCD saya jualan sepatu dan sandal sampai tahun 2018. Nah, dari tahun 2018 sampai sekarang saya jualan es campur,” ujarnya.
Ayah dua anak ini mengatakan meski jualan es campur hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya, namun ia tetap bersyukur.
“Kalau hari cerah banyak yang membeli, tapi kalau musim hujan begini terpaksa nggak jualan,” kata dengan tersenyum.
Menurut Mairizal, pria yang menikah pada tahun 2004 lalu ini mengatakan baginya catur adalah sesuatu hal yang menantang, membutuhkan konsentrasi dan kesabaran serta mampu mengendalikan emosi.
“Bermain catur ini melatih kesabaran, melatih kita untuk bisa melatih diri dalam menghadapi tantangan, termasuk kalau memecahkan problem catur,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, saat bermain catur seseorang harus dalam keadaan bugar dan fit serta perut tidak boleh kosong.
Dia mengatakan, biasanya sebelum bermain catur sudah memberitahukan kepada istrinya agar tidak ditelpon.
“Kalau lagi bermain catur, pasti ngasi tahu dulu ke istri agar jangan ditelpon sampai selesai bermain catur, karena bunyi HP bisa mengganggu kosentrasi kita saat bermain,” ujarnya.
Mairizal mengungkapkan, di Nias banyak pemain catur yang hebat, bahkan ada dua orang yang selalu membuatnya kesulitan saat berhadapan.
“Kemarin itu juga saya tidak nyangka bisa menang, karena target saya hanya sampai di sepuluh besar,” katanya.
Ia pun berharap, agar event-event seperti ini lebih sering dilakukan dan semoga mendapat perhatian dari pemerintah.
“Di Nias banyak pecatur-pecatur hebat, harapan saya perlu adanya campur tangan pemerintah untuk terus melakukan event-event serupa, sehingga para pecatur-pecatur Nias bisa mengikuti turnamen di tingkat provinsi hingga nasional,” harapnya.
Sebagai informasi, turnamen catur ini dilaksanakan oleh DPD KNPI Kota Gunungsitoli dalam memperingati hari Sumpah Pemuda.
Dalam turnamen kali ini terdapat dua kategori yang diperlombakan yakni kategori umum dan kategori pelajar.
Pertandingan dilakukan sebanyak selama 5 babak untuk setiap kategori dengan 4 parameter yang digunakan juri dalam memberikan penilaian antara lain, point, solcost, sonneborn burger dan progesif score.
Untuk kategori umum diikuti sebanyak 34 peserta, sementara untuk kategori pelajar sebanyak 78 peserta. [CKZ]