WahanaNews-Nias | Munculnya luka diabetes adalah karena adanya komplikasi akibat kadar gula darah tinggi (hiperglikemia). Yuk cari tahu cara perawatan luka diabetes yang tepat!
Ya, sekalipun pasien, seringkali mengabaikan bagaimana cara perawatan luka diabetes yang benar.
Baca Juga:
Jenis Olahraga yang Tepat untuk Penderita Diabetes
Dokter Perawatan Luka, dr Adisaputra Ramadhinara, M.Sc., CWSP, FACCWS, dalam acara bincang kesehatan "Health Talk" PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui ekosistem Diabetes Total Solution (DTS) berkolaborasi dengan Apotek Wellings, membeberkan banyak pengatahuan soal luka diabetes ini.
dr Adi memaparkan, luka diabetes terjadi karena komplikasi pada kaki penderita diabetes akibat kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) yang tidak terkontrol.
"85 persen dari luka sebetulnya dapat ditangani dengan baik agar tidak berkembang ke arah yang lebih serius," ujar dr Adi dalam keterangannya.
Baca Juga:
Peringatan YLKI: Soda dan Teh Manis Kemasan Ancam Kesehatan, Cukai Dinilai Efektif
Berikut lima cara perawatan luka diabetes yang tepat sesuai saran dr Adi yang bisa Anda simak.
1. Menghindari benturan kaki
Pasien harus hati-hati dengan risiko benturan kaki. Bila olahraga hindari yang memberi efek benturan ke kaki, karena bisa timbul risiko buruk.
2. Jangan tutup luka
"Saya juga tidak merekomendasikan penggunaan kain kasa untuk menutup luka diabetes di kaki. Banyak yang mengira luka ditutup supaya bersih, bakteri tidak masuk dan tidak infeksi. Padahal, bakteri bisa menembus hingga 64 lapisan kasa," kata dr Adi.
3. Pilih sepatu
Perhatikan ukuran sepatu harus tepat, karena pasien dengan luka diabetes umumnya mati rasa. Sepatu harus nyaman dipakai, tidak lembap, tidak boleh kebesaran atau kekecilan.
4. Pakai kaus kaki
Pasien dengan luka diabetes dianjurkan pakai alas kaki lengkap dengan kaos kaki.
5. Perawatan dengan dokter
"Jika mengalami gejala yang berhubungan dengan kaki diabetik, segera konsultasi ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat,"
Ditegaskan dr Adi, tips ini harus benar-benar dipahami keluarga dan pasien. Jika abai, risikonya bisa berujung amputasi.
"Risikonya, luka sederhana semakin parah, hingga berujung amputasi jika tidak ditangani dengan tepat oleh tenaga kesehatan tersertifikasi."
Tambahan, berdasarkan data dari IDF Diabetes Atlas 2021, penderita diabetes di dunia diperkirakan mencapai 537 juta orang, serta akan meningkat hingga 643 juta pada tahun 2030 dan 783 juta orang pada tahun 2045. Pada tahun 2021, penyakit ini menyebabkan 6,7 juta kasus kematian. [sdy/CKZ]