WahanaNews-Nias | Kabar baik buat masyarakat yang ingin berhenti merokok, kini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah menyediakan konseling dan bimbingan secara gratis.
Dilansir dari WahanaNews.co, menurut Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, konseling gratis itu bisa melalui hotline 08001776565 atau nomor Whatsapp resmi 082125900597.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
“Klien yang ingin berhenti merokok dapat diberikan konseling dan bimbingan, serta rujukan jika sekiranya membutuhkan tindak lanjut. Layanan ini mempermudah bagi siapa saja yang ingin berhenti merokok, namun karena alasan tertentu belum bisa datang ke fasilitas kesehatan untuk konsultasi,” ujar Endang di Jakarta, Selasa (30/05/2023).
Endang menuturkan, penyediaan layanan didasari oleh adanya potensi merokok yang dapat memperburuk kesehatan seseorang, terutama pada tumbuh kembang anak-anak berdasarkan penelitian dari Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) pada 2018.
Temuan dari penelitian itu menunjukkan bahwa balita yang tinggal dengan orang tua perokok tumbuh 1,5 kilogram lebih kurang dari anak-anak yang tinggal dengan orang tua bukan perokok.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Hal lain yang diketahui dari penelitian itu adalah 5,5 persen balita yang tinggal dengan orang tua perokok punya risiko lebih tinggi menjadi stunting.
Ia menilai rokok juga menjadi salah satu penghambat turunnya angka stunting Indonesia yang masih 21,6 persen sampai tahun 2022, sulit turun sesuai batas ketentuan yang diberikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 20 persen.
Ia memaparkan berdasarkan salah satu data Global Adult Tobacco Survey, pengeluaran orang dewasa dalam keluarga untuk membeli rokok per bulan diperkirakan mencapai Rp382 ribu.
Endang menyarankan selain berkontribusi dalam mencegah stunting melalui bimbingan berhenti merokok, uang untuk membeli rokok tersebut dialihkan untuk memberikan anak banyak asupan protein hewani seperti telur supaya terhindar dari stunting.
“Saya berharap keluarga-keluarga Indonesia mengalihkan belanjanya dan melakukan prioritas ulang pengeluarannya bukan untuk rokok,” ujarnya.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu menambahkan bahwa layanan disediakan sebab konsumsi rokok dan hasil tembakau mempunyai dampak terhadap sosial ekonomi dan kesehatan.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 menyebutkan bahwa pengeluaran keluarga untuk konsumsi rokok tiga kali lebih banyak daripada pengeluaran untuk kebutuhan protein di keluarga, menyebabkan pengeluaran untuk belanja rokok merupakan terbesar kedua di keluarga dan tiga kali lebih tinggi daripada beli telur.
Rokok jadi persentase pengeluaran keluarga terbesar kedua sebanyak 11,9 persen, baik di perkotaan maupun di pedesaan dibandingkan untuk keluarga yang mengonsumsi makanan bergizi seperti telur, daging, dan ayam.
Bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi untuk berhenti merokok, bisa menghubungi layanan Kemenkes melalui Facebook Messenger @p2ptmkemenkesRI, Telegram pada tautan https://t.me/quitina_bot ataupun website resmi Kemenkes https://p2ptm.kemkes.go.id/.
Semua layanan dapat diakses secara gratis. [Tio/CKZ]