WahanaNews-Nias | Divisi Propam Mabes Polri menangkap Kapolda Jawa Timur Irjen Teddy Minahasa.
Teddy diduga memperjualbelikan barang bukti Narkoba yang didapatnya.
Baca Juga:
Dipersidangan AKBP Dody Ditanya Soal Upah Jual Sabu Teddy Minahasa: Dapat Apesnya Saja!
Jauh sebelum kasus narkoba ini mencuat, ternyata Teddy pernah membuat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tidak nyaman.
Melansir WahanaNews.co, hal ini terjadi pada tahun 2014 lalu, Teddy masih berpangkat Komisaris Besar (Kombes) yang ditugasi sebagai koordinator pengamanan Jokowi.
Saat itu, Teddy mendapat tugas mengamankan Jokowi yang berstatus sebagai Calon Presiden RI 2024. Tim pengamanan Jokowi yang dipimpin Teddy terdiri dari 42 personel polisi.
Baca Juga:
Segera, Tersangka Kasus Narkoba Teddy Minahasa Cs Akan Disidang Awal Februari 2023
Pada saat tim pengamanan dikoordinatori oleh Teddy, proses pengamanan Jokowi berubah drastis dan menjadi lebih ketat.
Pasukan pengamanan Jokowi yang semula mengamankan dari belakang berubah menjadi melalukan melakukan pengamanan di depan Jokowi dan membuat Jokowi berjarak dengan masyarakat kala itu.
Bahkan, pengamanan yang dilakukan oleh Teddy tak jarang melakukan tindakan arogan dan represif.
Mereka juga berani membentak warga yang berebutan salaman atau berfoto dengan Jokowi saat ke lapangan.
Bukan hanya itu, Pengawal Jokowi saat dipimpin Teddy juga melakukan tindakan keras kepada wartawan. Apa yang dilakukan regu pengamanan itu, membuat Jokowi merasa tidak nyaman. Bahkan Jokowi menilai hal tersebut berlebihan.
"Antara nyaman ndak nyaman sih," kata Jokowi saat ditanya mengenai pengamanan yang didapat.
Jokowi mengaku tak ingin terlalu berjarak dengan masyarakat.
"Kalau terlalu ketat, masyarakat banyak yang komplain. Saya endak mau seperti itu," ujar Jokowi.
Jokowi sempat memberitahukan ketidaknyamanannya dalam menerima pengamanan tersebut.
Tetapi, tak ada perubahan pada akhirnya Jokowi mengganti Teddy sehingga tak lagi menjadi koordinator tim pengamanannya.
Hal itu dilakukan Jokowi usai dirinya diumumkan sebagai pemenang Pilpres 2014 oleh KPU.
"Saya hanya ingin tetap bisa mendengar rakyat, bisa salaman dengan rakyat. Itu saja," ujar Jokowi kala itu. [JP]