WahanaNews-Nias | Sejarah pohon Natal berkaitan dengan perayaan Hari Natal pada 25 Desember.
Natal adalah hari besar keagamaan yang dirayakan oleh umat Kristiani di seluruh dunia.
Baca Juga:
HPN 2024, PWI dan Kementerian BUMN Ajak Masyarakat Tanam 100.000 Pohon di Kawasan CFD
Pohon Natal (christmas tree) beserta dekorasinya termasuk bagian penting dari perayaan Natal setiap tahunnya. Berikut adalah serba-serbi pohon Natal.
Sejarah Pohon Natal: Berawal dari Fungsi Hiasan dan Pemujaan
Dilansir situs ABC News, pohon Natal adalah pohon cemara hijau atau pinus yang dihias dengan lampu dan berbagai ornamen untuk meramaikan perayaan Natal setiap 25 Desember.
Baca Juga:
Tiang Listrik PLN Tumbang, Pokok Sawit Lapuk Penyebabnya
Selain hiasan, biasanya tumpukan kado juga diletakkan di dekat pohon Natal.
Berdasarkan perkembangannya, pohon Natal terbagi menjadi pohon Natal tradisional dan pohon Natal modern.
Pohon Natal tradisional yang merupakan pohon cemara digunakan oleh orang Romawi awal untuk menghiasi kuil mereka pada festival Saturnalia.
Sementara itu, orang Mesir kuno menggunakan pohon palem hijau sebagai bagian dari pemujaan dewa Ra.
Pohon cemara dan karangan bunga juga digunakan oleh orang Mesir kuno, China, dan Ibrani untuk melambangkan kehidupan abadi.
Sejarah pohon Natal berkaitan erat dengan perayaan Hari Natal 25 Desember. Natal adalah hari besar keagamaan yang dirayakan umat Kristiani di seluruh dunia.
Pohon Natal Modern Berasal dari Jerman
Pohon Natal modern muncul di Jerman barat selama abad ke-16. Saat itu, orang Kristen membawa pohon ke rumah mereka dan menghiasinya dengan roti jahe, kacang, dan apel.
Pada abad ke-17, hiasan pohon Natal semakin beragam dengan tambahan hiasan daun emas di atasnya dan dekorasi kertas dengan lilin. Pohon Natal juga mulai digunakan di festival dan istana kerajaan besar.
Kebiasaan tersebut menjadi populer di kalangan bangsawan dan menyebar ke istana kerajaan di seluruh Eropa pada awal abad ke-19. Saat orang Jerman beremigrasi ke belahan dunia lain, tradisi itu juga menyebar ke seluruh dunia.
Kepopuleran Pohon Natal di Inggris
Dikutip dari situs Britannica, Ratu Victoria dan Pangeran Albert dari Inggris mempopulerkan pohon Natal pada tahun 1840-an dan 1850-an. Semenjak saat itu, setiap rumah Inggris memiliki pohon Natal yang dihiasi dengan dekorasi, lilin, dan permen.
Pada tahun 1846, terbitlah sketsa Ratu Victoria dan Pangeran Albert yang dibuat oleh Illustrated London News. Dalam sketsa tersebut, Ratu Victoria dan Pangeran Albert berdiri bersama anak-anak mereka di sekitar pohon Natal.
Tidak seperti keluarga kerajaan sebelumnya, Ratu Victoria sangat populer di kalangan rakyatnya dan apa yang dilakukan di istana segera menjadi tren. Kemudian, tren pohon Natal tidak hanya berlaku di Inggris, tetapi juga menyebar ke masyarakat Amerika Pantai Timur.
Pohon Natal Diperkenalkan di Amerika
Pada tahun 1830-an, pemukim Jerman yang tinggal di Pennsylvania, Amerika Serikat mulai memperkenalkan pohon natal. Namun, hingga tahun 1840-an, pohon Natal dipandang sebagai simbol pagan dan tidak diterima oleh kebanyakan orang Amerika.
Semenjak populer di Inggris, orang Amerika mulai mengadopsi pohon Natal sebagai bagian penting dalam perayaan Natal. Berbagai ornamen Natal berdatangan dari Jerman dan popularitas pohon Natal meningkat di sekitar Amerika Serikat.
Tradisi Pohon Natal Dipakai Hingga Sekarang
Kini, pohon Natal menjadi bagian penting dari perayaan Natal di seluruh dunia. Pohon Natal pun tersedia dalam ukuran kecil, sedang, dan besar yang menjulang tinggi ke langit.
Berbagai ornamen diletakkan pada pohon Natal untuk meramaikan Natal. Hiasan lampu juga menjadikan pohon Natal bersinar selama perayaan Natal.
Demikian sejarah pohon Natal dari masa ke masa. Selamat Hari Natal! [rgo/CKZ]