"Hasil panen akan bisa memuaskan, bila ingin mendapatkan hasil yang memadai, anggota kelompok tani harus lebih serius bekerja, artinya apa yang sudah dimulai hari ini harus berkelanjutan, sehingga mampu menjawab keluhan masyarakat baik dari sisi peningkatan ekonomi maupun dari sisi pemenuhan kebutuhan, khususnya cabe, dan apa lagi akhir-akhir ini komoditas cabe memiliki nilai ekonomis yang tinggi," imbuh politisi PDIP itu.
Sementara itu, Koordinator PPL, Enueri Zebua, menjelaskan bahwa komoditas cabe yang ditanam tersebut dapat dipanen pada dua sampai tiga bulan ke depan.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat Bentuk Tim Akselerasi Ekonomi Kerakyatan
"Jadi ada satu jenis tanaman monokultur yang ditanam yakni cabe, sepanjang para petani ada kerjasama yang baik dengan PPL maka hasilnya bisa baik," bebernya.
Enueri menekankan agar para petani rajin melakukan penyemprotan termasuk memberian pupuk, baik pupuk organik maupun kimia, minimal dua kali dalam satu minggu.
Senada, Pendamping Desa, Saul Wanto, mengapresiasi kegiatan tersebut, dia berharap semoga apa yang ditanam dapat berbuah lebat dan pemerintahan desa terus memberikan motifasi kepada kelompok tani sebagai kelompok penerima manfaat pada kegiatan pemberdayaan masyarakat desa,
Baca Juga:
Sebesar Rp2,8 Miliar Dana Dialokasikan untuk Pengembangan Budidaya Perikanan oleh Pemkab Tabalong
Demikian juga Wakil Ketua BPD, Iremita Gea, mengatakan bahwa Desa Fadoro minim petani hortikultura bahkan hampir tidak ada.
"Jadi dengan dimulainya kegiatan ini mudah-mudahan masyarakat Desa Fadoro bisa memanfaatkan lahannya masing-masing menjadi lahan pertanian hortikultura sehingga dapat terwujud masyarakat yang mandiri secara ekonomi dikemudian hari," harapnya.
Selain itu, Ketua DPC GMNI Gunungsitoli, Puryanto Mendrofa, menyampaikan bahwa, apa bila hasilnya dapat memuaskan setiap kali panen kedepan, tentu hal ini dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat Desa Fadoro.