Dalam kesempatan ini, Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) yang saat ini juga menjabat sebagai Rois Majlis Ifta’ Wal Irsyad JATMAN Sumut, Dr. H. Muhammad Isa Indrawan, SE., MM., menjelaskan bahwa LIMTI sangat erat hubungannya dengan Program Studi Metafisika UNPAB.
"LIMTI dan Prodi Metafisika ini berupaya untuk mengkaji secara ilmiah pemikiran-pemikiran Syaikh Kadirun Yahya, termasuk implementasinya dalam menggali energi tak terhingga yang tersimpan dalam dzikrullah," katanya.
Baca Juga:
Hari Kedua Lebaran, Walikota Banjarmasin Gelar Open House
Meriset Dzikrullah
Implementasi tasawuf dalam praktek pengamalan tarekat, dirumuskan oleh Syaikh Kadirun Yahya sebagai metode dan teknologi untuk bermunajat kepada Tuhan, yang eksak dan terukur, di mana para pengamal tarekat diharapkan akan dapat memastikan dan mengukur, bagaimana ibadah yang dilakukannya 'terkoneksi' dengan 'frekuensi' atau 'channel' Tuhan.
Tentang frekuensi dan channel inilah yang menjadi jawaban terhadap khilafiyah selama berabad-abad di dunia Islam, di mana ada sebagian umat Islam menentang praktek-praktek tasawuf, yang saat itu memang belum bisa dijelaskan dengan logika dan ilmu pengetahuan. Namun kini semua itu bisa terjawab dengan ilmiah.
Baca Juga:
Warga Antusias Hadiri Open House Bupati Kotim Untuk Silaturahmi
Dalam era modern yang mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, agama harus mampu mengedepankan logika berpikir dan pembuktian-pembuktian ilmiah.
Jika tidak, maka agama akan ditinggalkan oleh pengikutnya, seperti yang banyak terjadi di negara-negara barat. Melalui pendekatan metafisika eksakta, agama tidak lagi menjadi dogmatik, melainkan bisa dijelaskan dalam ranah ilmu fisika yang ditingkatkan masuk ke dalam dimensi yang lebih tinggi.
"LIMTI saat ini dikembangkan sebagai wadah ilmiah yang bisa dimanfaatkan bersama bagi para pengamal tasawuf dari berbagai tarekat, untuk dapat meriset secara saintifik dan terukur, mengenai metodologi dzikrullah yang dilakukan, baik yang dikerjakan secara personal maupun berjamaah, seperti apa dampaknya, baik bagi pribadi pelakunya maupun bagi lingkungan sekitarnya," pungkas Dr. H. Syaikh Ahmad Baqi Arifin saat menutup sambutannya dalam peluncuran kembali LIMTI.