WahanaNews-Nias | Anggota TNI Yonif 614/Raja Pandita Prada MAP dianiaya dua seniornya, Pratu AH dan Pratu M, hingga tewas. Korban meninggal usai direndam di kolam dan dipukul.
"Yang dilakukan kedua pelaku menyuruh korban berendam di kolam, guling dan adanya pemukulan. Sebagai akibat dari pukulan tersebut Prada MAP tidak sadarkan diri," ujar Kapendam VI/Mulawarman Kolonel Inf Taufik Hanif, melansir WahanaNews.co, Sabtu (12/11).
Baca Juga:
Prajurit TNI Kodim 0101/KBA Bersama Polri dan Masyarakat Bersihkan Sungai Banda Aceh
Penganiayaan terjadi pada Sabtu (5/11). Kedua pelaku awalnya kesal karena Prada MAP yang keluar tanpa izin.
"Penganiayaan bermula dari tindakan Prada MAP yang pada saat keluar kesatrian Yonif 614/Rjp yang tidak melaksanakan prosedur perizinan kepada siapapun," terangnya.
Korban lantas dihukum dengan cara direndam dan dianiaya. Namun korban berakhir dievakuasi menuju UGD RSUD Malinau karena tak sadarkan diri.
Baca Juga:
Danlanud Sultan Hasanuddin Berikan Nasihat dan Bimbingan Perkawinan Bagi Personel Sebelum Menikah
"Prada MAP langsung ditangani oleh dr. Indy, Dokter yang bertugas di UGD RSUD Malinau dan Prada MAP dinyatakan meninggal dunia dengan analisa gagal pada pernapasan pada Hari Sabtu tanggal 5 November 2022, pukul 12.25 Wita," bebernya.
Sementara itu, Danpomdam VI/Mulawarman tengah melakukan investigasi terkait kasus ini.
"Kedua pelaku yang merupakan anggota Kipan E Yonif 614/Rjp, dan telah diamankan di Denpom VI/3 Bulungan," katanya.
"Sesuai perintah dari Pangdam VI/Mlw segera melakukan investigasi penanganan perkara, sesuai prosedur hukum dan ketentuan yang berlaku," imbuhnya.
Jenazah Prada MAP pun saat ini telah diantar ke kampung halamannya di Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalsel untuk dimakamkan. [rna/CKZ]