Nias.WahanaNews.co, Gunungsitoli - Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kota Gunungsitoli akan menjadi pertarungan sengit pada 27 November 2024.
Ada 2 pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota akan bertarung, salah satunya pasangan Sowa'a Laoli dan Martinus Lase (SMART).
Baca Juga:
Pernyataan Ridwan Zega Klaim Menggiring Proyek Jalan Provinsi di Gunungsitoli Dinilai Kocak
Sebagai putra asli kelahiran Kota Gunungsitoli, mereka bertekad memberikan yang terbaik.
Sowa’a Laoli sendiri lebih dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, bersahabat, namun pantang menyerah.
Kepribadian yang penuh kesederhanaan ini pun telah berhasil mengantarkannya menjadi Anggota DPRD Kabupaten Nias pada usia yang sangat muda 22 tahun. Kemudian menduduki kursi Ketua DPRD Kota Gunungsitoli, dan Wakil Wali Kota Gunungsitoli selama 2 periode.
Baca Juga:
Tidak Muluk-Muluk Program Satu Guru Satu Laptop, Sowa'a Laoli: Buat Guru Tidak Boleh Pelit
Sedangkan Martinus Lase merupakan birokrat profesional dan politisi senior, yang memulai karirnya sebagai PNS hingga menjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Nias, Plt. Bupati Nias, Anggota DPRD Kota Gunungsitoli 2 periode, dan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Gunungsitoli.
Dalam dokumen Visi-Misi pasangan SMART tahun 2025-2029, yang diterima Nias.WahanaNews.co, Jum'at (6/9/2024), Visi yang diusung SMART yakni "Gunungsitoli Hebat".
Untuk mewujudkan Gunungsitoli Hebat, salah satu dalam 4 Misinya yaitu membangun ekonomi berbasis potensi sumber daya lokal yang produktif dan berdaya saing kompetitif.
Misi ini diwujudkan melalui program strategis dengan istilah "Ekonomi Cemerlang".
Untuk mewujudkan itu, SMART telah menyiapkan 5 jurus jitu yakni mulai dari penataan pusat perdagangan melalui pembangunan pasar modern dan revitalisasi pasar tradisional dalam mendukung Kota Gunungsitoli sebagai pusat perdagangan di Kepulauan Nias.
Kemudian melalui program pelatihan, pendampingan pengelolaan produk, keuangan, strategi pemasaran, legalitas dan inovasi, sehingga akan melahirkan para pelaku UMKM ataupun pelaku ekonomi kreatif yang tangguh dan mandiri.
Ketiga meningkatkan kapasitas UPT Dana Bergulir melalui penambahan penyertaan modal dari APBD sehingga dapat melayani pembiayaan bagi UMKM dengan bunga yang sangat rendah, serta memfasilitasi akses permodalan dari lembaga jasa keuangan.
Selanjutnya yang keempat membangun kedaulatan pangan dengan kebijakan yang memperkuat petani, nelayan dan peternak untuk meningkatkan produksi pangan lokal.
Dan terakhir membangun pusat pembenihan bibit pertanian berkualitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan benih atau bibit bermutu di Kepulauan Nias dan mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan. [CKZ]