WahanaNews-Nias | Pengamat Politik, Dedi Kurnia, menduga langkah Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengumpulkan sukarelawan dan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di angkringan Omah Semar, Solo, pada hari Jumat (19/5/2023), membuat PDIP geram karena dapat dianggap sikap yang tak menunjukkan wibawa kepada partai moncong putih.
Menurut Dedi Kurnia, langkah Gibran dinilai mencerminkan arah politik ayahnya, Presiden Jokowi di Pilpres 2024.
Baca Juga:
Menko PMK Puji Puncak Acara Hari Disabilitas Internasional 2024
Gibran dalam kesempatan itu menjamu Prabowo yang kini berstatus calon presiden (capres) dari Gerindra. Selain itu, relawan Gibran juga menyatakan mendukung Prabowo sebagai capres.
Dilansir dari WahanaNews.co, usai rangkaian pertemuan itu, Gibran lantas dipanggil DPP PDIP, partai yang menaunginya dan sudah mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.
"Apa yang ia [Gibran] lakukan jelas berdasar restu bahkan perintah Jokowi, tidak mungkin sekelas Gibran berani mengambil langkah politis melawan PDIP," ujar Dedi, Minggu (21/5/2023).
Baca Juga:
Wapres Gibran Siapkan Filter Khusus, Laporan Iseng di 'Lapor Mas Wapres' Bakal Diberantas
Ia menilai langkah itu menandakan sikap Jokowi tidak ingin berada dalam kekuasaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurut Dedi, dukungan Jokowi kepada Ganjar yang diusung PDIP sebagai capres berpotensi setengah hati.
Kata Dedi, Jokowi tidak bisa mendikte Ganjar, namun juga tak bisa melepas Ganjar begitu saja sebagai capres yang berpotensi memenangkan pemilu.
"Sementara, Prabowo tidak memiliki perantara dengan Jokowi, ini menyebabkan Jokowi bersiap mendukung dua tokoh dalam satu kontestasi," tuturnya.
Dedi menduga PDIP geram dengan langkah Gibran yang tak menunjukkan wibawa kepada partai moncong putih. Padahal, kata Dedi, Gibran merupakan kader baru dan tidak miliki pengaruh apapun di dalam partai.
Di sisi lain, Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres PDIP Deddy Yevri Sitorus angkat suara terkait Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang memanggil Gibran usai mengumpulkan relawan untuk bertemu Prabowo.
Menurut Deddy, pemanggilan Gibran dalam konteks persiapan Rakernas yang akan dilaksanakan pada 5 Juni 2023. Ia mengatakan Gibran akan ditugaskan menjadi salah satu pembicara terkait masalah stunting dan pengentasan kemiskinan.
"Jadi tidak ada pemanggilan Gibran, dia yang bermohon datang menghadap. Tidak ada pembicaraan yang lain, apalagi pemanggilan dikaitkan dengan hal-hal lain (mengumpulkan sukarelawan Prabowo)," kata dia.
Deddy mengatakan pemanggilan Gibran oleh PDIP terkait mengumpulkan sukarelawan Prabowo hanya asumsi dan spekulasi dari orang luar saja.
Gibran dipanggil DPP PDIP tepat sehari setelah anak sulung Jokowi itu mengumpulkan sukarelawan Prabowo. Gibran mengaku mendapat telepon dari Hasto dan diminta menghadap ke DPP, Senin (22/5) besok.
Sementara itu pengamat politik dari Charta Politika Ardha Ranadireksa memandang pertemuan Gibran dan Prabowo terkait dengan wacana 'penerus Jokowi'.
Wacana capres 'penerus Jokowi' saat ini diperebutkan antara Ganjar dan Prabowo. Prabowo sebagai bagian dari pemerintahan saat ini, sementara Ganjar sebagai bagian dari PDIP.
Menurutnya, kehadiran relawan Jokowi-Gibran yang menyatakan dukungan kepada Prabowo seolah memberikan penegasan bahwa Prabowo, yang notabene merupakan rival Jokowi, saat ini sudah 'berubah'.
Ardha belum bisa memastikan pertemuan Gibran dan Prabowo sebagai manuver politik putra sulung Presiden Jokowi tersebut.
"Jika hal ini dinilai sebagai manuver politik, sejauh ini Gibran sendiri memang menyatakan pada akar rumput dukungan relawan terbelah antara Ganjar dan Prabowo, kendati dia juga menyatakan tidak terlibat dalam dukungan relawan kepada Prabowo tersebut," ujar Ardha.
"Tapi saya lebih melihat hal ini sebagai bentuk penegasan kuatnya pengaruh Jokowi menjelang penentuan akhir pencalonan Presiden mendatang," imbuh dia.
Gibran sendiri sudah menyatakan bahwa pertemuannya dengan Prabowo sebagai hal wajar. Sebagai Wali Kota Solo, ia sudah sewajarnya menjamu tamu-tamu yang berkunjung ke daerahnya, terutama pejabat tinggi negara.
"Bahkan Pak Anies pun saya dampingi. Tuan rumah harus mendampingi tamu," kata Gibran.
Gibran berkata pertemuan dengan Prabowo sama sekali tidak berkaitan deklarasi dukungan relawan kepada Prabowo. Ia berada di luar forum ketika Prabowo berorasi di depan para relawan.
"Kemarin itu saya hanya makan malam saja. Urusan pencapresan kan kemarin saya minggir. Aku kan tidak ikut ketika beliau (Prabowo) orasi dan lain-lain kan saya minggir. Saya kan nggak ikut-ikut," katanya. [CKZ]