Ketebalannya pun bervariasi. Beberapa wanita memiliki selaput dara yang tebal. Namun sebagian lain memiliki lapisan yang tipis. Bahkan, ada juga wanita yang sama sekali tidak memiliki selaput dara sejak lahir.
Hingga saat ini, fungsi selaput dara untuk tubuh belum begitu jelas. Namun, beberapa ahli mengatakan bahwa lapisan ini bisa saja berada di vagina untuk menghadang masuknya bakteri ke dalam tubuh.
Baca Juga:
Cekik dan Banting Wanita di Lift Hotel Jakbar, Polisi Pacar Korban Ditangkap Polisi
Bentuk selaput dara bisa berbeda-beda pada setiap orang. Begitu juga dengan definisi keperawanan. Seseorang dikatakan sudah tidak perawan, apabila telah melakukan hubungan seksual. Namun, hubungan seksual dapat dilakukan dengan bermacam cara dan tidak hanya dengan penetrasi penis ke vagina.
Beberapa orang mungkin saja melakukan hubungan seksual secara oral maupun secara anal.
Meski tidak terjadi kerusakan pada selaput dara, namun mereka menganggap diri sendiri sudah tidak perawan.
Baca Juga:
Kiprah 6 Perempuan Tangguh yang Menginspirasi Warga Dunia
Sebaliknya, ada juga wanita yang telah melakukan hubungan seksual dengan penterasi penis ke vagina, tapi sama sekali tidak mengalami perdarahan, karena selaput daranya tidak “robek”.
Ternyata, hanya sekitar 40% wanita yang mengalami perdarahan setelah berhubungan intim untuk pertama kalinya. Perdarahan ini bisa muncul karena beberapa wanita memiliki jaringan selaput dara yang lebih tebal, sehingga kurang elastis dan sulit melebar, saat penis masuk ke vagina.
Lagipula, pembuluh darah yang terdapat di selaput dara, jumlahnya tidak banyak. Sehingga, perdarahan yang terjadi umumnya bukan karena selaput dara yang “robek”, melainkan akibat luka di dinding vagina karena kurangnya produksi cairan “pelumas” dari vagina saat penis melakukan penetrasi ke area tersebut.