WahanaNews-Nias | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat sebanyak 53 Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang tersebar di 34 kabupaten/kota di Indonesia, dan tersebar di 12 provinsi.
Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes Prima Yosephine mengatakan, KLB ditetapkan oleh pemerintah daerah (Pemda) setempat. Diketahui, suatu daerah dinyatakan KLB jika terdapat minimal 2 kasus campak yang sudah terkonfirmasi.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Laksanakan PIN untuk Tangani KLB Polio di Sulawesi Tenggara
Baik itu melalui pemeriksaan laboratorium maupun yang memiliki kaitan epidemiologi. "(Status) KLB datangnya dari Pemda. Kemenkes tidak mengeluarkan pernyataan KLB, kecuali sifatnya KLB nasional," kata Prima dalam konferensi pers secara daring, Jumat (20/1).
Prima mengungkapkan, banyaknya kasus campak yang terjadi di Tanah Air tidak terlepas karena pandemi Covid-19. Menurutnya, saat pandemi Covid-19 orang tua cenderung takut membawa anak-anaknya ke luar rumah apalagi membawanya ke fasilitas kesehatan.
Hal itu berdampak pada menurunnya tingkat imunisasi di sejumlah daerah, bahkan target realisasi imunisasi turun signifikan. Adapun jumlah kasus campak pada tahun 2022 sebanyak 132 kasus, sementara sepanjangn tahun 2022 kasusnya naik sebanyak 3.341.
Baca Juga:
Kesiapsiagaan Tinggi Dinkes Tulungagung Hadapi Lonjakan Kasus DBD
Adapun sebaran status KLB yang dihimpun Kementerian Kesehatan sebagai berikut:
1. Provinsi Aceh
Kabupaten Bireun
2. Sumatera Utara
Kabupaten Tapanuli Tengah (3 kasus)
Kota Sibolga (6 kasus)
Kota Medan (KLB ke-1, 3 kasus)
Kota Medan (KLB ke-2, 5 kasus)
Kota Medan (KLB ke-3, 2 kasus)
Kota Medan (KLB ke-4, 2 kasus)
Kabupaten Batu Barat (2 kasus)
Kabupaten Sedang Bedagai (2 kasus)
3. Sumatera Barat
Kabupaten Tanah Datar (2 kasus campak)
Kabupaten Agam (3 kasus campak)
Kota Bukittinggi (11 kasus campak)
Kota Pariaman (KLB ke-1, 2 kasus campak)
Kota Pariaman (KLB ke-2, 3 kasus campak)
Kabupaten Pasaman Barat (7 kasus)
Kabupaten Solok (2 kasus)
Kota Padang (4 kasus)
Kabupaten Agam (KLB ke-2, 3 kasus campak)
Kabupaten Agam (KLB ke-3, 3 campak)
Kabupaten Agam (KLB ke-4, 7 kasus campak)
Kota Padang (KLB ke-2, 2 kasus campak)
Kota Padang (KLB ke-3, 2 kasus campak)
Kota Padang (KLB ke-4, 2 kasus campak)
Kota Padang (KLB ke-5, 2 kasus campak)
Kota Padang (KLB ke-6, 2 kasus campak)
Kota Padang (KLB ke-7, 2 kasus campak)
Padang Pariaman (2 kasus)
Solok (KLB ke-2, 2 kasus)
Kota Sawah lunto (3 kasus)
Kota Padang (KLB ke-8, 2 kasus )
Kota Padang Panjang (KLB ke-1, 2 kasus)
Kota Padang Panjang (KLB ke-2, 2 kasus)
4. Provinsi Jambi
Kabupaten Bungo (5 kasus)
Kabupaten Tanjung Jabung Barat (5 kasus)
5. Provinsi Riau
Kota Pekanbaru (5 campak)
Kota Dumai (KLB ke-1, 2 campak)
Kota Dumai (KLB ke-2, 2 campak)
6. Provinsi Banten
Kabupaten Lebak (3 kasus)
Kabupaten Serang (3 kasus)
Kota Serang (3 kasus)
Pandeglang (KLB ke-1, 8 kasus)
Pandeglang (KLB ke-2, 10 kasus)
Pandeglang (KLB ke-3, 2 kasus)
Serang (KLB ke-2)
Serang (KLB ke-3)
7. Provinsi Jawa Barat
Bogor (6 kasus)
Bandung Barat (2 kasus)
Bekasi
8. Provinsi Jawa Tengah
Sukoharjo
Boyolali
9. Provinsi Jawa Timur
KLB Mix (campak-rubella)
Kota Batu
KLB Campak
Sampang
Pamekasan
Bangkalan
Sumenep
10. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Sumba Timur (2 kasus)
11. Provinsi Kalimantan Utara
Kabupaten Nunukan
12. Provinsi Papua
Kabupaten Mimika. [rgo/CKZ]