WahanaNews-Nias | Ketua Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) Adi Wisoko Kasman mengungkapkan, pasokan minyak goreng saat ini berada di kisaran 47 juta liter. Angka itu, menurutnya, hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan hingga 2 bulan mendatang.
Oleh karena itu, Adi meminta stok minyak goreng harus diperhatikan menjelang Idul Fitri pada awal Mei 2022 ini. Pasalnya, jika tidak ditangani bisa berdampak pada harga minyak masak tersebut.
Baca Juga:
RSUI-Sania Royale Rice Band, Seminar Atasi Stroke dengan Gamma Oryzanol: Metode Memasak Minyak Goreng Sehat
"Kalau tradisi Indonesia kita ini, Lebaran itu pesta makan. Sehingga keperluan minyak goreng itu luar biasa. Ini perlu dari sekarang kita pikirkan, bila tidak kita terlambat. Bila kita terlambat, saya tidak tahu bakal terjadi kenaikan harga berapa," ucapnya dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Rabu (19/1/2022).
"Sekarang minyak goreng kita 46 juta sampai 47 juta liter, itu cukup untuk dua bulan saja. Selanjutnya, ya silakanlah," lanjut dia.
Adi pun meragukan kebijakan harga minyak goreng Rp 14.000 per liter ini bisa bertahan hingga Lebaran.
Baca Juga:
P3PI Dorong Peningkatan Standar Higienis di Pabrik Kelapa Sawit menuju Kelayakan Food Grade
"Apa bisa tercover dengan konsumsi yang sangat tinggi untuk bulan-bulan (jelang Lebaran). Ditambah lagi, ada ekstra pembelian dari internasional. Artinya, muslim country pasti beli minyak lebih banyak, mereka juga butuh," katanya.
Pihaknya pun meminta jajaran Komisi VI DPR, untuk mengawasi kebutuhan akan minyak goreng di masyarakat. Terutama menjelang puasa dan lebaran.
"Ini saya mohon bapak pimpinan dan para kawan-kawan Dewan ikut memonitor. Ini fakta, pengalaman yang selama ini kita cemplung di dalam (dunia) minyak goreng," ujar Adi. [CKZ]