WahanaNews-Nias | Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Puadi, mengakui bahwa data di Bawaslu sempat diretas.
Saat mengetahui peretasan itu, kata dia, Bawaslu langsung memanggil Badan Intelijen Negara (BIN) untuk meminta bantuan.
Baca Juga:
Ketua Bawaslu: Seharusnya Pemilu dan Pilkada Dipisah Tak Digelar Dalam Satu Tahun
Menurut Puadi, tidak mudah untuk membangun infrastruktur yang handal, mumpuni dan aman dengan cepat. Dia mengakui Bawaslu masih dalam proses mengupayakan hal tersebut.
"Kemarin, belum lama ini kita, basis data kita sempat di-hack ya. Makanya kita mengundang BIN, Deputi VI kalau enggak salah, untuk meluruskan," kata Puadi di Mercure Hotel, Yogyakarta, Rabu (9/11) dilansir dari WahanaNews.co.
"Repot kalau kita punya data, data ini di-hack oleh tangan kanan yang tidak bertanggung jawab," imbuhnya.
Baca Juga:
Bawaslu Kaltim Gelar Penguatan Kapasitas Putusan dan Keterangan Tertulis PHP Pilkada 2024
Puadi kemudian memberi contoh kasus di Bawaslu Lampung. Dia mendapat laporan bahwa ada satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mengetahui secara detail data keuangan Bawaslu.
Puadi pun mengaku bingung LSM tersebut mendapat data dari mana. Terkait itu, dia langsung memberi wanti wanti kepada semua anggota Bawaslu untuk lebih berhati-hati terkait keamanan data.
"Ada LSM sampai dia tahu urusan dapurnya Bawaslu Lampung. Sampai urusan beli a b c, uang untuk beli sumur misalnya dia tau LSM tersebut. Saya sampaikan apakah ini lsm sudah berubah jadi BPK, hati-hati ini," ucapnya.
Puadi menyebut Bawaslu saat ini tengah berupaya mengembangkan pengawasan berbasis sistem teknologi informasi. Dia ingin Bawaslu menjadi lembaga yang memiliki tata laksana yang baik atau good governance.
Puadi mengatakan berbagai penguatan akan diupayakan, agar kepercayaan publik terbangun. Sebab, menurutnya, kepercayaan itu sulit diciptakan.
"Agar trust kepercayaan tersebut bisa lebih baik. Karena tidak mudah untuk mengembalikan suatu kepercayaan kepada masyarakat terkait tentang hal tersebut," ucap dia.
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja sebelumnya mengklaim sistem penyimpanan data pemilu yang ada di Bawaslu aman.
Rahmat berujar Bawaslu bekerja sama dengan seluruh pihak termasuk badan siber dan sandi negara serta tim siber Polri untuk menjamin keamanan data tersebut. [tum/CKZ]