WahanaNews-Nias | Perum Bulog berencana membangun pabrik sagu sebagai pengganti gandum yang harganya melonjak akibat konflik Rusia-Ukraina.
Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog Budi Cahyanto mengatakan dengan adanya pabrik sagu itu, pihaknya bisa menawarkan alternatif pengganti gandum.
Baca Juga:
Jokowi Katakan Harga Gandum dan Pupuk Naik Imbas Perang Ukraina dan Rusia
"Harapannya Bulog ke depannya juga memiliki rencana untuk membangun pabrik sagu," ujar Budi dalam diskusi Forum Merdeka Barat, pada Jumat (19/8) melansir walinki.wahananews.co.
Pada kesempatan tersebut Budi juga menyinggung soal kenaikan harga gandum. Menurutnya, Indonesia tidak perlu khawatir dengan kenaikan harga gandum dunia. Sebab, konsumsi gandum bukanlah yang utama di negeri ini.
"Jadi, gandum ini ada yang dipakai untuk kebutuhan pakan. Nah selama ini, gandum itu menjadi pengganti jagung karena harga yang lebih mahal. Jadi ketiga jagung mahal, kebutuhan akan pakan ternak itu ambil dari gandum," katanya.
Baca Juga:
PBB Ingatkan Dunia Terancam Kelaparan Imbas Rusia Serang Lumbung Pangan Ukraina
Saat ini, imbuhnya, Indonesia berhasil swasembada jagung sehingga perusahaan pakan ternak bisa mengambil jagung dalam negeri. Dari kondisi tersebut, kebutuhan akan gandum hanya digunakan untuk produk makanan seperti roti hingga mi.
"Ke depan Bulog akan bangun pabrik sagu, dan ini akan bisa menjadi pengganti gandum-gandum ini. Saya pikir Indonesia masih bisa bertahan di tengah kenaikan gandum, apalagi ini bukanlah konsumsi utama," katanya. [jat/CKZ]