Seiring terbentuknya Pandemic Fund, Sri Mulyani mengatakan, fokus berikut adalah perbaikan dan penyempurnaan arsitektur kesehatan internasional. WHO dan Bank Dunia juga turut terlibat dalam proses tersebut.
Ekonom senior tanah air yang juga eks menteri keuangan Chatib Basri bersama Menteri Kesehatan Rwanda Daniel Ngajime akan memimpin Dewan Pengelola FIF.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
"Kemudian kita akan meminta usulan-usulan atau meminta proposal untuk penggunaan dana ini. Semua negara anggota G20 meminta bahwa tata kelola dari Pandemic Fund harus inklusif dan memberikan lebih banyak perhatian kepada negara-negara berpendapatan rendah dan negara-negara berkembang terkait dengan pengembangan kapasitas mereka untuk kesiapsiagaan pandemi," kata Sri Mulyani.
"Jadi ini adalah satu delivereables yang sangat baik, sangat konkret dan juga menunjukkan komitmen yang kuat, dan kolaborasi dari semua negara-negara anggota G20 yang didukung oleh organisasi-organisasi internasional, dan juga komitmen yang berasal dari banyak organisasi filantropi," lanjutnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan kalau Presiden Joko Widodo akan meluncurkan Pandemic Fund pada hari ini. Hal itu sesuai dengan tekad Jokowi saat Indonesia mengambilalih presidensi G20 dari Italia tahun lalu.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
"Salah satu fokus utama Indonesia adalah mengatasi pandemi dan bagaimana dunia dapat membentuk satu mekanisme pendanaan yang dapat diandalkan untuk dapat merespons pandemi yang lebih baik," kata Sri Mulyani. [rds/CKZ]