WahanaNews-Nias | Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengimbau perguruan tinggi yang ada di Indonesia untuk memperkuat demokrasi.
Saat menutup Konferensi Forum Rektor Indonesia, di Universitas Airlangga Surabaya, Minggu, (30/10), Mahfud yang juga Guru Besar Universitas Islam Indonesia itu berpendapat bahwa Indonesia perlu menyiapkan pembangunan demokrasi yang bagus dan sistem hukum yang sehat.
Baca Juga:
Sebutan 'Yang Mulia' bagi Hakim, Mahfud MD: Sangat Berlebihan
"Demokrasi yang ada di Indonesia juga tidak perlu lagi dipertanyakan relevansinya. Demokrasi tidak perlu diperdebatkan. Pokoknya kita pakai demokrasi. Demokrasi sudah teruji," kata Mahfud pula.
Mahfud mengungkapkan pihak yang ingin mengganti bentuk negara Indonesia. Selain itu, ia juga menentang pihak-pihak yang ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara. "Saya pasti menolak secara terbuka kalau Pancasila ini mau diganti," kata Mahfud.
Daripada negara Islam, Mahfud MD lebih setuju jika dibentuk komunitas-komunitas Islam di masyarakat dan lingkungan kampus. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya masjid, termasuk di lingkungan Universitas Airlangga. "Di setiap fakultas, kan, ada masjid," ujar dia.
Baca Juga:
Uang Rp 920 Miliar dan 51 Kg Emas di Rumah Eks Pejabat MA, Mahfud: Itu Bukan Milik Zarof!
Dia juga mengatakan bahwa Pancasila, demokrasi, dan bentuk negara Indonesia merupakan ijtihad yang dilakukan oleh tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia.
Dari sana, Mahfud berpesan untuk berhati-hati dalam memilih pemimpin. Jangan sampai pemimpin yang dipilih mengganti demokrasi di Indonesia. "Tahun depan kita pemilu. Cari presiden yang benar," ujar Menko Polhukam.
Berkaca pada peristiwa 1998, dirinya juga mengajak agar sivitas akademika terus berdemokrasi. Mereka juga berperan dalam mereformasi demokrasi jika dirasa perlu. "Mari kita berdemokrasi. Jika demokrasinya sudah rusak, maka kita orang kampus turut reformasi," kata dia lagi.