Nias.WahanaNews.co| Myshipgo kembali menggelar Indonesia Maritime Club (IMC) Discussion Series.
Seri diskusi ke-36 kalinya tersebut telah diselenggarakan Sabtu (13/11/20210 dengan topik “Membangkitkan Industri Kapal Indonesia”.
Baca Juga:
Langgar Kesepakatan, Kubu Arsjad Tolak Kepengurusan Kadin Versi Anindya Bakrie
Co-founder myshipgo sekaligus penggagas diskusi ini, Harlin E Rahardjo, mengatakan, tema ini menjadi penting karena Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan membutuhkan industri perkapalan yang kuat.
"Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan seyogyanya memiliki Industri perkapalan yang kuat," katanya.
Myshipgo menggagas forum diskusi ini untuk memberikan manfaat dan kontribusi berupa pemikiran, ide, terobosan, pencerahan, serta edukasi di sektor maritim, kelautan, logistik dan juga teknologi informasi/digitalisasi.
Baca Juga:
Perseteruan Kadin Memanas Lagi, Pengurus Munaslub Disebut Langgar Aturan
Selain itu, Harlin juga mengatakan, diskusi ini diharapkan turut mampu mengajak para pemangku kepentingan di sektor tersebut untuk berkolaborasi dan bersinergi demi memajukan Indonesia.
Menurutnya, industri kapal Indonesia harus mengaplikasikan teknologi terkini untuk dapat memproduksi kapal-kapal dengan kualitas tinggi dan berdaya saing tinggi di pasaran.
"Industri perkapalan merupakan industri yang strategis dan vital terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia," ujarnya.
Kepala Badan Riset dan Teknologi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Ilham Akbar Habibie, yang juga jadi pembicara di dalam diskusi tersebut, mengamini apa yang disampaikan Harlin.
"Perkapalan mutlak diperlukan mengingat kita adalah negara kepulauan, sungguh ironis jika kita hanya memiliki sedikit galangan kapal," tegas dia.
Wakil Kepala Badan Ristek, Teguh Anantawikrama, mengomentari diskusi ini sebagai suatu hal yang positif dan perlu dilakukan secara kontinu.
"Bangsa kita perlu dibangunkan agar tidak terlena atas berlimpahnya sumber daya alam yang ada tapi mulai aktif mendorong riset yang menghasilkan teknologi tepat guna bagi bangsa dan bahkan tekhnologi yang secara spesifik bisa memaksa akan potensi sumber daya alam dan menjadikan Bangsa Indonesia bangsa pemenang,” kata Teguh. [SZ]