Nias.WahanaNews.co, Jakarta - Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, membuka kemungkinan untuk pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto dalam waktu dekat, yang bisa menjadi jembatan bagi PDIP untuk bergabung dengan pemerintahan selanjutnya.
Puan memberikan jawaban singkat mengenai hal tersebut. Namun, dia menegaskan bahwa keinginan untuk bertemu itu ada baik dari pihak Megawati maupun Prabowo.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
"Insyaallah," ucap Puan di kompleks parlemen ketika ditanya tentang kemungkinan partainya bergabung, Kamis (3/10/2024).
Di tempat yang sama, Ketua DPP PDIP, Deddy Yevry Sitorus, menyatakan bahwa pemerintahan Prabowo membutuhkan bantuan.
"Pemerintahan yang baru ini perlu bantuan karena kondisi ekonomi politik kita tidak dalam keadaan baik," ujarnya.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
Deddy menyampaikan bahwa PDIP akan berupaya mendukung pemerintahan mendatang. Dia menjelaskan bahwa pemerintah ke depan harus siap menghadapi tantangan dari dalam maupun luar.
"Kami pasti akan berusaha mendukung pemerintahan yang baru ini agar semua tantangan, baik dari dalam maupun global, dapat teratasi, karena kondisi saat ini lebih parah daripada masa Covid," katanya.
Lebih jauh, Deddy mengindikasikan bahwa pertemuan antara Prabowo dan Megawati kemungkinan akan dilakukan sebelum pelantikan presiden pada 20 Oktober.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, menegaskan bahwa pertemuan antara ketua umumnya nanti tidak akan membahas mengenai kabinet. Menurutnya, pertemuan Megawati dan Prabowo bukanlah pertemuan transaksional.
"Pertemuan soal koalisi tentu tidak akan dibahas, karena pertemuan ini bukan pertemuan transaksional, gabung atau tidak gabung," ujarnya.
Said menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada pembicaraan di internal partai tentang sikap PDIP untuk bergabung atau tetap di luar kabinet.
Nama-nama yang sebelumnya mencuat, seperti Azwar Anas, Olly Dondokambey, dan orang dekat Megawati, Budi Gunawan, belum dibahas.
Megawati, lanjutnya, belum memberikan instruksi agar partai bergabung dengan pemerintahan yang akan datang.
"Baik Pak BG, Pak Olly, maupun Pak Anas, tidak ada pembicaraan internal dan tidak ada instruksi dari Ibu Ketua Umum. Kami semua menunggu arahan dari Ibu Ketua Umum," katanya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]