Ia pun menegaskan akan memberikan teguran dan instruksi teknis selanjutnya kepada rekanan jika ada pekerjaan yang penyimpangan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 2 Toma, Kawati Gulo, membantah atas adanya informasi yang mengatakan bahwa pihaknya menolak pekerjaan tersebut. Ia mengatakan jika pihaknya sebagai penerima manfaat justru berterima kasih kepada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara atas adanya pembangunan ruangan laboratorium Fisika tersebut.
Baca Juga:
Pantas Anggota DPR Ngamuk ke Nadiem, Ternyata 17 Sekolah di NTT Mangkrak 2 Tahun
"Kami Justru kami sangat berterima kasih sebab pekerjaan ini awalnya berdasarkan proposal yang kami susun sebelumnya. Kami dari pihak sekolah berharap agar semua persoalan yang seharusnya ditanggapi oleh pihak kontraktor agar cepat diselesaikan dengan cara-cara damai sehingga pekerjaan berlanjut,” ujar Kawati Gulo.
Dia pun berharap agar pelaksanaan pembangunan Ruang Laboratorium Fisika tersebut tidak dilakukan secara asal-asalan tanpa memperhatikan fungsinya.
“Kami menerima pembangunan ini demi peserta didik di sekolah ini. Oleh karena itu besar harapan kami kelayakannya diperhatikan, agar nantinya dapat difungsikan dan tidak mengancam nyawa manusia saat digunakan, apalagi Kepulauan Nias ini berada di atas cincin api gempa bumi,” harapnya.
Baca Juga:
Meledak-ledak Saat Semprot Mendikbud Nadiem, Inilah Profil Anggota DPR Anita Jacoba
Sebagai Informasi, Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Fisika SMA Negeri 2, Kecamatan Toma, Kabupaten Nias Selatan dikerjakan oleh CV.Rizky Anugrah, atas nama Fadly Dalimunthe.
Dari pantauan dilapangan, pada pekerjaan tersebut tidak terdapat papan merek informasi proyek dan tidak ada tenaga pekerja yang melakukan pembangunan.
Selain itu, saat dilakukan penelusuran secara langsung bersama pihak sekolah, komite dan pengawas pekerjaan, ditemukan kedalaman pondasi yang tidak seragam. Bukan hanya itu, jarak sengkang pada tulangan juga beragam dan diduga juga material untuk pengecoran diduga tidak memperhatikan capaian mutu dan kualitas.
[SZ]