Dikutip dari situs Britannica, Ratu Victoria dan Pangeran Albert dari Inggris mempopulerkan pohon Natal pada tahun 1840-an dan 1850-an. Semenjak saat itu, setiap rumah Inggris memiliki pohon Natal yang dihiasi dengan dekorasi, lilin, dan permen.
Pada tahun 1846, terbitlah sketsa Ratu Victoria dan Pangeran Albert yang dibuat oleh Illustrated London News. Dalam sketsa tersebut, Ratu Victoria dan Pangeran Albert berdiri bersama anak-anak mereka di sekitar pohon Natal.
Baca Juga:
HPN 2024, PWI dan Kementerian BUMN Ajak Masyarakat Tanam 100.000 Pohon di Kawasan CFD
Tidak seperti keluarga kerajaan sebelumnya, Ratu Victoria sangat populer di kalangan rakyatnya dan apa yang dilakukan di istana segera menjadi tren. Kemudian, tren pohon Natal tidak hanya berlaku di Inggris, tetapi juga menyebar ke masyarakat Amerika Pantai Timur.
Pohon Natal Diperkenalkan di Amerika
Pada tahun 1830-an, pemukim Jerman yang tinggal di Pennsylvania, Amerika Serikat mulai memperkenalkan pohon natal. Namun, hingga tahun 1840-an, pohon Natal dipandang sebagai simbol pagan dan tidak diterima oleh kebanyakan orang Amerika.
Baca Juga:
Tiang Listrik PLN Tumbang, Pokok Sawit Lapuk Penyebabnya
Semenjak populer di Inggris, orang Amerika mulai mengadopsi pohon Natal sebagai bagian penting dalam perayaan Natal. Berbagai ornamen Natal berdatangan dari Jerman dan popularitas pohon Natal meningkat di sekitar Amerika Serikat.
Tradisi Pohon Natal Dipakai Hingga Sekarang
Kini, pohon Natal menjadi bagian penting dari perayaan Natal di seluruh dunia. Pohon Natal pun tersedia dalam ukuran kecil, sedang, dan besar yang menjulang tinggi ke langit.