Diterangkannya, dalam perjamuan paskah itu, mereka semua berkumpul untuk saling membantu, saling memperhatikan, saling mengasihi, seperti yang dikatakan dalam bacaan pertama tadi bahwa perjamuan Tuhan benar-benar perjamuan kebersamaan.
"Tuhan Yesus hadir dan makan bersama dengan murid-muridNya menjalankan penderitaan dan wafatNya dikayu salib," ujarnya.
Baca Juga:
Bahas Masa Depan Gereja Katolik, Paus Fransiskus Buka Sinode Para Uskup Sedunia di Roma
Yang istimewa, lanjut Uskup Fransiskus Sinaga, dalam perjamuan Tuhan itu adalah roti dan anggur sebagai lambang tubuh dan darah Kristus.
"Yesus memberikan diri-Nya sendiri kepada manusia sebagai makanan rohani yang memberikan kekuatan kepada kita," ujarnya.
Ia berharap semoga perayaan Ekaristi ini mengubah semuanya untuk berbagi kekuatan rohani kepada orang lain.
Baca Juga:
Hari Ini, 296 Anak Umat Katolik Paroki Santa Maria Gunungsitoli Terima Sakramen Krisma
"Dukan kebencian, bukan kedengkian, bukan dendam, tetapi kita membagi kasih itu kepada orang lain, karena kasih itu mengalir dari dalam Ekaristi, kita diteguhkan, kita diberi kesabaran, kita diberi kesetiaan untuk memahami semuanya," harapnya.
"Di dalam ekaristi kita bersatu dan berdamai dengan Tuhan, ekaristi memberi kekuatan ilahi dalam hidup kita, sehingga kesulitan dan penderitaan akan hilang," katanya.
Mengakhiri perayaan misa Kamis Putih ini dengan perarakan dan penghormatan sakramen Mahakudus yang dipimpin langsung oleh Uskup. [CKZ]