NIAS.WAHANANEWS.co, Nias Barat - Isu Bupati Nias, Eliyunus Waruwu, tidak mengikuti kegiatan retreat yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri, di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, kian merebak di tengah masyarakat.
Eliyunus Waruwu, menanggapi adanya isu tersebut. Ia pun menyampaikan beberapa hal untuk meluruskan agar tidak terjadi kesalahpahaman dan spekulasi yang dapat memperkeruh suasana politik serta menciptakan kegelisahan di tengah masyarakat maupun pendukung.
Baca Juga:
3 Peserta Retreat Dibawa ke RS, Ada Juga yang Pulang Duluan Karena Anak Sakit
"Saya telah hadir dan mengikuti retreat. Kehadiran saya adalah bentuk komitmen dalam mendukung program nasional yang telah digagas oleh Presiden," kata Eliyunus Waruwu, kepada NIAS.WAHANANEWS.co, melalui pesan singkat, Senin (24/2/2025) malam.
Eliyunus menegaskan jika informasi yang beredar bahwa ia mengabaikan retreat ini tidaklah benar.
"Sebagai kepala daerah, saya memiliki tanggung jawab besar terhadap jalannya pemerintahan di daerah, termasuk menjalankan kebijakan yang selaras dengan kepentingan nasional," ujarnya.
Baca Juga:
Kader PDI-P Antusias Ikut Retreat, Ini Hasil Lobi Pramono Anung ke Kemendagri
Meski demikian, kata Eliyunus, dalam dinamika politik terdapat juga aspek loyalitas dan koordinasi internal partai yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Tidak ada kontradiksi antara kepatuhan terhadap negara dan koordinasi dengan partai.
"Kedua hal ini harus berjalan seimbang untuk memastikan kebijakan yang diambil tetap selaras dengan kepentingan rakyat," kata mantan Rektor Universitas Nias itu.
Menurutnya, partai politik adalah kendaraan yang mengantarkan seorang pemimpin ke dalam jabatan eksekutif.
Bupati yang berasal dari partai politik tentu memiliki kewajiban untuk mengikuti arahan internal partai, namun ini tidak berarti mengabaikan kepentingan nasional atau tidak menghormati Presiden RI.
"Dalam politik ada etika dan tata kelola yang harus dijaga, termasuk hubungan antara kepala daerah dan partai yang menaunginya," jelasnya.
Eliyunus pun sangat menyayangkan adanya isu yang beredar jika ia lebih takut kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri daripada Presiden.
"Isu ini adalah bentuk pembelokan narasi yang berbahaya dan dapat merusak persatuan. Tidak ada pertentangan antara Presiden dan Ketua Umum PDIP dalam konteks ini. Justru, kita harus melihat ini sebagai bagian dari dinamika politik yang perlu disikapi dengan bijak dan kepala dingin",
"Saya menegaskan bahwa saya menghormati Presiden Republik Indonesia dan mengikuti kebijakan nasional yang dicanangkan. Tidak ada niat sedikit pun untuk mengabaikan hal tersebut," ujarnya.
Lanjut dia, yang lebih penting saat ini adalah bagaimana bersama-sama membangun daerah, memastikan pelayanan publik tetap berjalan dengan baik, serta menjaga stabilitas politik agar roda pemerintahan terus bergerak dengan optimal.
"Terlepas dari berbagai perdebatan politik, yang paling utama bagi saya adalah tetap menjalankan tugas sebagai Bupati dengan penuh tanggung jawab, memastikan pelayanan masyarakat berjalan maksimal, serta mengawal program pembangunan yang telah dirancang demi kemajuan Nias Barat," katanya.
Ia tidak ingin isu politik mengalihkan perhatian dari tujuan utama, yaitu kesejahteraan masyarakat.
"Mari kita tetap menjaga sikap yang rasional dalam melihat situasi ini," ajaknya.
Eliyunus berpesan kepada seluruh pendukungnya untuk tetap tenang, solid, dan tidak terbawa emosi dalam menyikapi situasi ini.
"Saya memahami adanya kekecewaan dari sebagian pendukung, tetapi mari kita tetap tenang, solid, dan tidak terbawa emosi dalam menyikapi situasi ini",
"Kita harus tetap mendukung kepemimpinan yang berpihak pada rakyat dan berkontribusi dalam membangun daerah, tanpa terjebak dalam narasi yang dapat memperkeruh suasana," harapnya.
Ia menambahkan, kehadirannya dalam retret ini bukan karena tekanan, melainkan sebagai bentuk komitmen terhadap bangsa dan negara.
'Kita harus tetap fokus pada kepentingan masyarakat, bukan sekadar perdebatan politik yang tidak produktif",
Mari kita bersama-sama menjaga persatuan, membangun daerah, dan memastikan bahwa pemerintahan berjalan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat Nias Barat," tambahnya.
Sebelumnya, Megawati menginstruksikan seluruh kepala daerah terpilih dari partainya untuk menunda rencana mengikuti retret kepala daerah di Magelang, Jawa Tengah selama sepekan pada 21-28 Februari 2025.
Instruksi itu disampaikan Megawati melalui surat nomor 7295/IN/DPP/II/2025 yang terbit pada 20 Februari 2025 malam.
“Diinstruksikan kepada seluruh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah PDI Perjuangan untuk menunda perjalanan yang akan mengikuti retret di Magelang pada tanggal 21-28 Februari 2025,” ujar Megawati dalam surat tersebut.
Megawati pun meminta kepada seluruh kepala daerah dari PDI-P yang sudah telanjur berangkat menuju lokasi agar berhenti dan menunggu arahan lebih lanjut.
“Sekiranya telah dalam perjalanan menuju Kota Magelang untuk berhenti dan menunggu arahan lebih lanjut dari Ketua Umum,” kata Megawati.
“Tetap berada dalam komunikasi aktif dan stand by commander call,” pungkasnya. [CKZ]