WahanaNews-Nias | Warga Dusun 3, Desa Fulolo, Kecamatan Alasa Kabupaten Nias Utara, menjerit atas kondisi mereka hingga saat ini meski sudah 77 Tahun Republik Indonesia merdeka namun masih belum bisa menikmati yang namanya listrik milik negara.
Usaha warga agar bisa menikmati listrik negara telah dimulai sejak 2019, hal ini diungkapkan Kepala Desa Fulolo, Sudarman Hulu, kepada Nias.WahanaNews.co, Jum'at (12/8) sore.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Pada tahun 2019 kami sudah usulkan kepada pihak PLN, dan pada tahun berkenan langsung ditanggapi, bahkan petugas PLN pada saat itu ada sekitar enam orang turun di lapangan di Dusun 3 Desa Fulolo melakukan survei melihat situasi Dusun 3 Desa Fulolo," ungkap Sudarman Hulu.
Pada saat itu survei itu, Sudarman Hulu menuturkan, ia turut didampingi oleh Babinsa dari Koramil 07/Alasa dan juga Babinkantibmas dari Polsek Alasa bersama dengan rekan-rekan dari pemerintahan desa.
"Saat itu mereka [petugas PLN] mengatakan ini layak dibangun karena 120 KK yang seharusnya layak menerima layanan PLN," ujarnya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Kemudian mereka disuruh untuk membuat surat permohonan sekaligus surat hibah, hal ini sebagai syarat untuk bisa diajukan ke PLN.
"Kami disuruh buat surat permohonan dan surat hibah. Mendengar itu kami semua masyarakat Dusun 3 sangat antusias dan langsung bergerak cepat pada tahun 2019, kalau tidak salah itu bulan tiga atau bulan empat," katanya.
Dalam jangka waktu satu minggu, pihak pemerintah desa bersama semua masyarakat menyelesaikan surat permohonan dan surat hibah tersebut.
"Setelah itu kami minta bantuan Babinsa Koramil 07/Alasa dan Babinkantibmas Polsek Alasa untuk mendampingi kami di PLN UP3 Nias, dan Pak Aminudin Zai anggota Koramil Alasa langsung mendampingi kami untuk ikut serta mendampingi kami mengantarkan permohonan tersebut," bebernya.
Namun, setelah itu hingga dengan saat ini permohonan kami kepada pihak PLN UP3 Nias belum terealisasi.
"Mulai dari tahun 2019, katanya oke, diupayakan, diusahakan, akan disampaikan di UP2K sumut, dan begitu terus-menerus, kadang dibilang ada revocusing anggaran karena covid," ketusnya.
Sampai tahun 2022 ini, dikatakannya, sekitar satu bulan yang lalu, ia bersama beberapa warga datang ke PLN UP3 Nias, dengan tujuan hendak bertemu managernya.
"Kami ingin ketemu dengan manager namun beliau sangat sibuk sehingga kami diketemukan dengan staf PLN marga Ginting," sebutnya.
"Katanya kita tunggu di sana petunjuk, perintah dan kalau kami di sini tidak ada anggaran, tidak ada kekuatan dan tidak ada kewenangan menjawab, tidak bisa kami jawab oke kan, kata stafnya itu," beber Sudarman Hulu.
Ia pun tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Ia memberitahukan saat ini di Dusun 3 terdapat satu unit Sekolah Dasar (SD) dan satu unit Pustu Posyandu.
"Lebih sedihnya lagi, di sela-sela kami diberi harapan, katanya tidak ada anggaran, tidak bisa tahun ini, namun desa sekeliling wilayah Dusun 3 Desa Fulolo ini setiap tahun selalu dibangun, tahun 2019, 2020, 2021 dan 2022," katanya dengan nada kesal.
"Itu desa tetangga di wilayah kami ini tetap juga dibangun, misalnya Desa Lahemboho sudah dibangun, Desa Bitaya," ujarnya.
Lanjut dia, setiap malam di Dusun 3 ini selalu gelap gulita, anak-anak kesulitan untuk belajar hanya dengan menggunakan lampu teplok.
"Kami berharap agar hal ini bisa diperhatikan oleh PLN, sebagai bukti bahwa bangsa ini sudah merdeka, kami juga ingin merdeka bisa menikmati yang namanya listrik," harapnya.
Terpisah, Manager Perencanaan PLN UP3 Nias, Hans, mengakui bahwa surat permohonan masyarakat tersebut telah diterima, ia beralasan terkait hal itu telah diusulkan oleh pihaknya ke UP2K Wilayah Sumatera Utara.
"Nanti kami coba lagi konfirmasi ke UP2K, apakah ini nantinya masih bisa dapat dijadikan prioritas," katanya.
Ditanya kapan realisasinya, ia mengatakan secepatnya akan dikabari. Ia menjelaskan pihaknya akan melakukan terlebih dahulu klarifikasi dengan pihak UP2K.
"Ini nanti akan kami klarifikasi dengan UP2K, secepatnya kami kabari kalau sudah dapat info," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Dusun 3, Desa Fulolo, Kecamatan Alasa, Nias Utara mengeluh masih belum bisa menikmati yang namanya listrik milik negara.
Ironinya, Dusun 3 ini sepanjang malam nyaris gelap gulita. Bahkan anak-anak terpaksa belajar menggunakan penerangan seadanya dengan memakai lampu teplok yang terbuat dari kaleng bekas.
Diketahui Dusun ini hanya berjarak 5 Km dari ibu kota Kecamatan, dan Dusun 3 ini juga sebagai desa penghubung atau perbatasan dengan desa tetangga yakni Desa Bitaya yang juga belum teraliri listrik.
Sementara untuk Desa Bitaya yang bertetangga dengan Dusun 3 Desa Fulolo, yang belum teraliri listrik terletak di Dusun 1 RT 8, dan untuk Desa Fulolo di Dusun 1 dan 2 sudah teraliri listrik.
Salah seorang warga Dusun 3 Desa Fulolo, Martinus Bate'e, mengatakan sejak dari dulu mereka ingin sekali menikmati aliran listrik milik negara sebagaimana daerah lain.
"Dari dulu, untuk penerangan, kami dan juga keluarga lainnya hanya menggunakan lampu teplok yang terbuat dari kaleng bekas," kata Martinus Bate'e kepada Nias.WahanaNews.co, Sabtu (16/4) sore.
Yang lebih sedihnya lagi, katanya, anak-anaknya pada saat belajar mengerjakan tugas sekolah di rumah, mereka hanya bisa belajar jika istrinya sudah membeli minyak solar di pekan.
"Terkadang tidak ada (solar), kalau tidak ada maka terpaksa mereka tidak belajar," bebernya.
Menanggapi itu, Manager PLN Area Nias, Hasundungan Siahaan, merespon atas adanya keluhan warga Dusun 3, Desa Fulolo, Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara, masih belum menikmati listrik milik negara hingga saat ini.
Hasundungan Siahaan, memastikan pihaknya akan segera mengecek surat permohonan atau proposal yang telah diajukan oleh warga Dusun 3, Desa Fulolo ini.
"Kami cek dulu data kami, apakah ini sudah ada permohonan sebelumnya, dan akan kami tindaklanjuti ke unit listrik desa, jika sudah ada permohonan," kata Manager PLN Area Nias, Hasundungan Siahaan, kepada Nias.WahanaNews.co melalui pesan singkat WhatsAppnya, Minggu (17/4) siang. [CKZ]