WahanaNews Nias | Munculnya julukan celeng yang belakangan ini ramai disematkan pada pendukung Ganjar Pranowo, dinilai beberapa pihak terlalu berlebihan.
Salah satu yang berpendapat demikian adalah pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin.
Baca Juga:
RSUD Cengkareng Gelar FKP, Paparkan Pengembangan Pelayanan Kesehatan
"Terlalu keras dan berlebihan jika kader-kader PDIP yang deklarasi (dukungan terhadap) Ganjar disebut celeng atau babi," kata Ujang dilansir dari Kompas.com, Selasa (12/10/2021).
"Karena, manusia itu sejatinya mulia. Jika disebut dengan nama binatang, itu bisa masuk kategori penghinaan," imbuhnya.
Diketahui, Ganjar yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah merupakan salah satu kandidat yang dijagokan sejumlah kader PDIP untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga:
Sesuai Perintah Kapolri : Polda Riau Ungkap 171 Kasus Narkoba
Menurut Ujang, fenomena banjir dukungan untuk Ganjar itu dapat menjadi indikasi adanya perpecahan di dalam tubuh PDIP.
Oleh sebab itu, Ujang menyarankan, PDIP mesti lebih terbuka dalam merespons aspirasi-aspirasi tersebut supaya nilai demokrasi demokrasi di internal partai tersebut tetap terjaga.
"Lebih rileks saja, karena PDIP pasti punya mekanisme dan sistem untuk menentukan siapa capres dan cawapres yang akan diusulkan, apalagi Ganjar itu kan kader sendiri," tutur Ujang.
Selain menjadi bumerang bagi PDIP, Ujang melihat, pelabelan terhadap pendukung Ganjar justru dapat menguntungkan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu.
"Biasanya jika seseorang terus ditekan, maka akan semakin mendapatkan simpati dari publik," ungkap Ujang.
Adapun, julukan celeng tersebut awal mulanya berasal dari Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto.
"Adagium di PDIP itu, yang di luar barisan bukan banteng. Itu namanya celeng. Jadi, apa pun alasan itu yang deklarasi (capres), kalau di luar barisan ya celeng," seru Bambang.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPC PDIP Purworejo Albertus Sumbogo mengatakan bahwa mereka yang disebut celeng oleh Bambang Wuryanto hanya sedang menyampaikan aspirasi.
Selaku Ketua DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI), Albertus memastikan, dirinya masih ada dalam barisan PDIP dan siap sedia menampung segala macam aspirasi dari masyarakat
"Saya masih dalam barisan (PDIP). Hak bicara dan aspirasi itu dijamin oleh aturan. Saya tidak memutuskan, yang harus jadi (capres) itu Ganjar, bukan. (Tapi) aspirasi dari masyarakat tetap perlu ditampung," terang Albertus.
Terakhir, Albertus pun mengaku, siap menerima sanksi hingga pemecatan sebagai kader partai berlambang kepala banteng tersebut, jika memang dinilai melanggar aturan. [non]