WahanaNews-Nias | Manager PLN Area Nias, Hasundungan Siahaan, merespon atas adanya keluhan warga Dusun 3, Desa Fulolo, Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara, masih belum menikmati listrik milik negara hingga saat ini.
Hasundungan Siahaan, memastikan pihaknya akan segera mengecek surat permohonan atau proposal yang telah diajukan oleh warga Dusun 3, Desa Fulolo ini.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
"Kami cek dulu data kami, apakah ini sudah ada permohonan sebelumnya, dan akan kami tindaklanjuti ke unit listrik desa, jika sudah ada permohonan," kata Manager PLN Area Nias, Hasundungan Siahaan, kepada Nias.WahanaNews.co melalui pesan singkat WhatsAppnya, Minggu (17/4/2022) siang.
Sebelumnya dilaporkan, warga Dusun 3, Desa Fulolo, Kecamatan Alasa, Nias Utara mengeluh masih belum bisa menikmati yang namanya listrik milik negara.
Ironinya, Dusun 3 ini sepanjang malam nyaris gelap gulita. Bahkan anak-anak terpaksa belajar menggunakan penerangan seadanya dengan memakai lampu teplok yang terbuat dari kaleng bekas.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Diketahui Dusun ini hanya berjarak 5 Km dari ibu kota Kecamatan, dan Dusun 3 ini juga sebagai desa penghubung atau perbatasan dengan desa tetangga yakni Desa Bitaya yang juga belum teraliri listrik.
Sementara untuk Desa Bitaya yang bertetangga dengan Dusun 3 Desa Fulolo, yang belum teraliri listrik terletak di Dusun 1 RT 8, dan untuk Desa Fulolo di Dusun 1 dan 2 sudah teraliri listrik.
Salah seorang warga Dusun 3 Desa Fulolo, Martinus Bate'e, mengatakan sejak dari dulu mereka ingin sekali menikmati aliran listrik milik negara sebagaimana daerah lain.
"Dari dulu, untuk penerangan, kami dan juga keluarga lainnya hanya menggunakan lampu teplok yang terbuat dari kaleng bekas," kata Martinus Bate'e kepada Nias.WahanaNews.co, Sabtu (16/4/2022) sore.
lanjut dia mengungkapkan kalau dulu mereka menggunakan minyak tanah untuk bahan bakar lampu teploknya, namun sekarang ini minyak tanah sudah tidak ada lagi dan sulit didapatkan.
"Terpaksa kami membeli minyak solar untuk dijadikan sebagai bahan bakar dan jika tidak ada solar terpaksa kami tidak menggunakan lampu penerangan jika malam hari," ujarnya.
Yang lebih sedihnya lagi, katanya, anak-anaknya pada saat belajar mengerjakan tugas sekolah di rumah, mereka hanya bisa belajar jika istrinya sudah membeli minyak solar di pekan.
"Terkadang tidak ada (solar), kalau tidak ada maka terpaksa mereka tidak belajar," bebernya.
Martinus Bate'e berharap agar pemerintah dalam hal ini PLN Nias dapat segera mengaliri listrik di Desanya.
Terpisah, Kepala Desa Fulolo Kecamatan Alasa, Kabupaten Nias Utara, Sudarman Hulu, membenarkan jika Dusun 3 di Desanya belum teraliri listrik hingga saat ini.
Ia memberitahukan Desa Fulolo terdiri dari 3 Dusun dan 422 Kepala Keluarga. Dan untuk wilayah Dusun 3, yaitu Soroma'asi sama sekali belum dialiri listrik.
"Selama ini, kalau malam hari masyarakat hanya menggunakan lampu teplok dan sebagian juga ada yang menggunakan mesin genset. Itu pun rata-rata sekitar antara jam 21.00 Wib sampai dengan jam 22.00 wib sudah dimatikan," kata Sudarman Hulu dihubungi Nias.WahahaNews, Sabtu (16/4/2022) malam.
Ia mengungkapkan, sebelumnya pihaknya bersama warga sudah mengajukan permohonan atau proposal kepada PLN Nias.
"Sudah berkali-kali disampaikan oleh masyarakat Dusun 3 Soroma'asi kepada pihak PLN, sekitar bulan Maret tahun 2019 dan sampai sekarang belum juga terealisasi," ungkapnya. [CKZ]