Nias.WahanaNews.co, Gunungsitoli - Ketua Projo Kabupaten Nias, Darwis Zendrato, mengingatkan Bupati Nias Utara, Amizaro Waruwu, untuk tidak berdiri di atas kepentingan PT. PLN.
Hal ini menyusul disampaikannya menanggapi adanya pernyataan orang nomor satu di Nias Utara yang terkesan mendukung rencana PLN memindahkan PLTG Idanoi 25 MW ke Pulau Sulawesi.
Baca Juga:
Relawan Projo: Budi Arie Pejuang Garis Depan Berantas Judi Online
"Kami ingatkan saudara Amizaro Waruwu untuk jangan berspekulasi terkait rencana pemindahan PLTG itu, semestinya berdiri untuk kepentingan masyarakat Pulau Nias," kata Darwis, Jum'at (2/8/2024).
Ia mengatakan, PLTG Idanoi 25 MW merupakan komitmen Presiden Jokowi terhadap masyarakat Pulau Nias dalam mewujudkan Nias Terang.
"Jadi tidak ada kewenangan saudara Amizaro Waruwu mengevaluasi komitmen Presiden Jokowi, anda belum jadi Bupati pada saat itu sewaktu Presiden berkunjung ke Pulau Nias",
Baca Juga:
Pengamat: Adakah Kebijakan Jokowi yang Kurang Tepat karena Bisikan Projo?
"Sekali lagi tidak ada kapasitasnya (Amizaro Waruwu) untuk mengevaluasi atau merubah komitmen itu, termasuk Dirut PLN Darmawan Prasodjo," tegasnya.
Darwis pun menolak dengan keras, rencana pemindahan atau relokasi keluar Mesin PLTG Idanoi 25 MW itu.
"Walau dengan alasan apa pun juga, itu tidak boleh dipindahkan, itu solusi terbaik saat terjadinya krisis listrik terparah yang melanda Pulau Nias pada tahun 2016-2017 beberapa tahun yang lalu," ujarnya
Ia mengatakan, rencana gila PLN ini harus dihentikan secepatnya dan dilawan dengan cara apa pun oleh seluruh Perangkat Pemerintah Daerah, Seluruh Masyarakat dan Partai, Ormas/Okp/Lsm/Pers se Kepulauan Nias.
"Harus ditolak dan dilawan, karena ini menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak, masyarakat Pulau Nias," sebutnya.
Menurutnya, PLTG 25 MW yang ada di Nias saat ini adalah komitmen (janji) dan hadiah terindah langsung dari Presiden RI Jokowi kepada masyarakat Nias saat itu.
"PLTG ini sebuah sejarah monumental bagi segenap masyarakat Nias, nilai historisnya itu sangat tinggi dan bermakna sekali bagi masyarakat Nias yang tentunya tidak bisa dinilai dan diukur serta ditukar dengan barang apa pun juga," imbuhnya.
Darwis mengingatkan pihak PLN bahwa mesin dan perangkat PLTG 25 MW itu bukanlah hadiah untuk PLN.
"Tetapi itu hadiah Presiden Joko Widodo secara total untuk segenap masyarakat Nias saat terjadinya krisis listrik terparah di pulau Nias, Jadi PLN ini hanyalah sebagai operator saja," ketusnya.
Dia pun meminta kepada forum kepala daerah Bupati/Walikota (Forkada) dan segenap Forkompimda se Kepulauan Nias untuk segera bergerak dan bertindak cepat, berkoordinasi langsung serta bersurat kepada PLN Pusat, Menteri BUMN dan pihak terkait lainnya untuk segera menghentikan rencana kegilaan yang penuh tendensius dan diskriminasi ini yang dilakukan pihak manajemen pusat PLN.
"Perangkat PLTG 25 MW itu barang bagus, spesifikasinya tinggi dan berkualitas tinggi, itu aset masyarakat Nias, hadiah dari Presiden Joko Widodo, harus kita lindungi, harus kita jaga dan awasi supaya tetap berada di wilayah pulau Nias," seru dia.
Selain itu, Darwis mengatakan PLN salah satu lembaga pelayanan publik untuk seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, tidak boleh hanya berorientasi pada profit semata saja.
"Harus ada nilai sosial, nilai kemanusiaan, nilai ekonomi dan nilai kesetaraan yang tinggi dan seimbang tanpa ada salah satu pun yang terabaikan",
"Jangan hanya gara-gara kelemahan manajerial PLN selama ini secara nasional yang sangat amburadul, maka Pulau Nias ini selalu dijadikan objek penderita saja, selalu dijadikan korban, korban dan korban lagi oleh pihak PLN, ini jelas sangat berbahaya dan tidak manusiawi," tandasnya.
Sambungnya, PLN janganlah melakukan tindakan sepihak dan tidak adil dengan mengorbankan kepentingan masyarakat Nias dan kepentingan Pulau Nias yang sarat tendensius dan diskriminatif.
"Ayolah bergerak bersama, saatnya kita Ono Niha harus bersatu, segala perbedaan terdahulu silahkan dikesampingkan sementara waktu demi menyelamatkan Aset Pulau Nias dan demi Nias tetap terang benderang," ajaknya. [CKZ]