WahanaNews-Nias | Salah seorang dari segerombolan pria bergaya bak preman yang memukuli remaja pengendara motor di Jembatan Fofola Tuhemberua, Nias Utara, merupakan anak dari salah satu oknum anggota Polsek Tuhemberua.
Hal ini diungkapkan Kuasa Hukum Korban, Syukur Kasieli Hulu, kepada Nias.WahanaNews.co, saat mendampingi korban untuk memberikan keterangan sebagai saksi di Sat. Reskrim Polres Nias, Jum’at (23/12) siang.
Baca Juga:
Usai Viral Toko Emas Sriwijaya Indah Dikritik Nitizen soal Pelayanan: Terimakasih, Jadi Evaluasi bagi Kami
“Menurut informasi yang kita dapatkan, dari 5 orang terlapor [pelaku], salah seorang di antaranya anak oknum anggota Polri yang ikut melakukan pengeroyokan, inisialnya GM,” sebut Syukur Kasieli Hulu.
Kuasa hukum korban, Syukur Kasieli Hulu, saat di depan kantor Sat. Reskrim Polres Nias bersama dengan Tim dan keluarga korban. (Foto: dok. WahanaNews-Nias/CKZ)
Syukur Kasieli Hulu mengatakan ayah dari salah satu terlapor [pelaku] tersebut berpangkat Aiptu, jabatan terakhir sebagai Wakapolsek sekaligus Kanit Shabara Polsek Tuhemberua.
Baca Juga:
Polsek Perdagangan Monitor dan Pengamanan Kegiatan Ibadah Ritual Perayaan Tahun Baru IMLEK 2576
Lanjut Syukur, adapun ke empat korban penyerokokan tersebut antara lain AF (14), TG (15), KP (14) dan AS (14), sementara terlapor inisial AL, KR, FS, SG, dan GM.
“Korban sudah melapor di Mapolres Nias pada hari Rabu (21/12) dini hari, sekira pukul 00.30 Wib. Korban yang melapor ada 4 orang dan terlapornya sampai dengan saat ini ada 5 orang,” kata Syukur Kasieli Hulu.
Ia memberitahukan, korban pengeroyokan tersebut sebenarnya ada 6 orang, 4 orang di antaranya lebih memilih untuk melapor ke pihak kepolisian dan sementara 2 orang lainnya telah berdamai secara kekeluargaan.
Syukur Kasieli Hulu menuturkan, kejadian pengeroyokan ini terjadi pada hari Sabtu (17/12) sekira pukul 15.00 Wib, bermula saat para korban sedang ada kegiatan natal di sekolah.
“Setelah selesai kegiatan natal, lalu mereka [korban] pergi ke pantai dan bertemu dengan para terlapor [pelaku] dan saling bertatapan mata,” ungkap Syukur Kasieli Hulu.
Namun, lanjut Syukur Kasieli hulu, setelah mereka [korban] pulang, tiba-tiba di jembatan Fofola Tuhemberua dicegat oleh para pelaku.
“Sampai di jembatan Fofola mereka dikejar dan kemudian para terlapor [pelaku] melakukan pengeroyokan kepada anak-anak ini,” bebernya.
Ia pun menjelaskan kedatangan pihaknya di Mapolres Nias untuk memenuhi panggilan terhadap korban yang dimintai keterangan sebagai saksi.
“Hari ini kita dimintai keterangan sebagai saksi, kita hadirkan anak [korban] ada 4 orang dan saksi juga sudah kita hadirkan untuk dimintai keterangan di Unit PPA Sat. Reskrim Polres Nias,” katanya.
Terpisah, Kapolres Nias, AKBP Luthfi, melalui Ps. Humas Polres Nias, Aiptu Yadsen F Hulu, membenarkan jika pihaknya telah menerima laporan tersebut dan saat ini sedang dilakukan penyelidikan.
“Saat ini laporannya sedang dalam proses pemeriksaan Unit PPA Sat Reskrim,” kata Yadsen.
Yadsen memberitahukan, korban dari pengeroyokan ini ada 6 orang, 2 orang di antaranya telah berdamai secara kekeluargaan.
“Namun korban yang 4 orang lagi belum melaksanakan perdamaian dengan para pelaku,” kata Yadsen.
Terkait adanya informasi yang menyebutkan jika 1 orang dari terlapor merupakan anak dari oknum anggota Polri, Yadsen F. Hulu, masih belum bisa memastikan karena masih dalam penyelidikan.
“Karena sedang dalam pemeriksaan di Unit PPA, masih belum bisa kami jawab, kita tunggu hasil pemeriksaan para korban, menyusul nanti akan kami berikan informasi lebih lanjut,” tandas Yadsen.
Diberitakan sebelumnya, video segerombolan pria bergaya bak preman mencegat pengendara sepeda motor di Jembatan Fofola Tuhemberua, Nias Utara viral di media sosial.
Tanpa basa-basi, gerombolan pria bergaya bak preman ini langsung memukuli remaja pengendara motor. [CKZ]