WahanaNews-Nias | Kadis Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Gunungsitoli, Ekuator Jaya Daeli, menanggapi atas adanya informasi jika Taman Ya'ahowu sering dijadikan sebagai tempat pacaran.
"Informasi ini sudah kita ketahui sejak bulan Januari yang lalu," kata Ekuator Jaya Daeli, dihubungi nias.wahananews.co, Senin (22/8) pagi.
Baca Juga:
DPD KNPI Kota Gunungsitoli Dilantik, Sekda Oimonaha Waruwu: Ini Kepengurusannya Sudah Sah!
Dikatakannya, Taman Ya'ahowu tersebut sebagai ruang terbuka hijau untuk publik yang digunakan untuk kegiatan ataupun event-event resmi lainnya.
Ia mengaku pihaknya merasa kesulitan untuk menertibkan para pasangan sejoli yang sering menggunakan area tersebut untuk berpacaran.
"Itu kan tempat umum, kita tidak mungkin membatasi warga masyarakat yang masuk ke situ, jadi kita agak kesulitan di situ," ujarnya.
Baca Juga:
Senam Pagi, Ribuan Mahasiswa Baru UNIAS Putihkan Taman Ya'ahowu Gunungsitoli
Namun untuk mengantisipasi itu, kata Ekuator Jaya Daeli, jauh sebelumnya pihaknya telah menempatkan beberapa personel untuk jaga di Taman Ya'ahowu, sebelumnya juga pihaknya sudah menebang beberapa pohon yang rindang tepat di belakang panggung Taman Ya'ahowu.
"Ada beberapa personel yang kita tempatkan, mulai dari tugu durian, Taman Ya'ahowu dan tugu Gempa. Khusus untuk Taman Ya'ahowu sebelumnya ada beberapa pohon kita tebang karena tempat itu sering digunakan untuk pacaran, mungkin karena tersembunyi, makanya sering digunakan untuk pacaran," katanya.
Selain itu, Ekuator Jaya Daeli mengungkapkan jika tahun ini pihaknya juga berencana akan membangun pos jaga dan lampu penerangan di Taman Ya'ahowu tersebut.
"Kita sudah instruksukan kepada anggota yang jaga di sana untuk terus mengawasi meskipun tidak 24 jam, tapi kita maksimalkan, dan bila ada yang melakukan asusila atau mesum diamankan dan diserahkan ke pihak Kepolisian," ujarnya.
Ekuator Jaya Daeli berpesan, kepada warga masyarakat yang berkunjung di Taman Ya'ahowu untuk tetap menjaga norma dan etika serta kebersihan.
"Itu kan tempat umum, banyak keluarga dan khususnya anak-anak yang berkunjung ke situ, kita harapkan agar bisa menjaga norma dan etika, termasuk kebersihan" harapnya.
Untuk diketahui, pengelolaan Taman Ya'ahowu Kota Gunungsitoli dibawah kendali Dinas PUTR, selain Taman Ya'ahowu, juga tugu durian dan tugu gempa.
Diberitakan sebelumnya, warga di sekitaran taman Ya'ahowu Kota Gunungsitoli merasa resah akibat ulah pasangan muda-mudi yang kerap berpacaran di taman tersebut.
Mereka menilai, semestinya taman Ya'ahowu ini bisa berfungsi lebih baik sebagai area terbuka hijau tempat keluarga rekreasi bersama dengan anak-anak.
"Ini kan fasilitas umum, bukan pribadi, dijadikan tempat pacaran," ujar salah seorang warga bernama Edizaro Gea kepada nias.wahananews.co, di Taman Ya'ahowu, Minggu (21/8) sore.
Edizaro Gea pun merasa heran kenapa pasangan muda-mudi ini lebih suka menjadikan Taman Ya'ahowu ini sebagai tempat pacaran.
"Maunya kalau pacaran itu cari tempat khusus, bukan ditempat umum, seperti ke restoran atau cafe, ini kesannya seperti pacaran tapi gak bermodal," katanya.
Sudah bukan hal aneh, jika saat ini menyaksikan sepasang muda-mudi atau Anak Baru Gede (ABG) duduk berduaan di pinggir Taman Ya'ahowu Gunungsitoli menghadap ke pantai.
Saat ini, hampir setiap hari disuguhi pemandangan sepasang makluk ciptaan Tuhan ini duduk berjejer berpegangan tangan bahkan sesekali tampak berpelukan dengan pasangannya masing-masing.
Bahkan ada juga yang lebih berani lagi, bagi mereka yang sedang di mabuk asmara ini berciuman, seperti sudah putus urat malunya. [CKZ]