Nias.WahanaNews.co, Nias Selatan - Keluarga dan orang tua siswa SMK Negeri 1 Sidua'ori, Kecamatan Somambawa, Kabupaten Nias Selatan, Yaredi Waruwu (17), yang telah meninggal di RS M. Thomsen Nias, diduga korban penganiayaan yang dilakukan oknum Kepala Sekolah, sepakat untuk dilakukan otopsi oleh Kedokteran forensik.
Hal ini untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.
Baca Juga:
Diduga Usai Dibully Siswi SMK Bandung Barat Meninggal, Ibu Lapor Polisi
"Dalam perkara ini perlu dilakukan pembuktian secara lebih mendalam, karena kejadian sudah berlalu selama tiga minggu dan kemungkinan perlu diadakan otopsi," kata Kapolres Nias Selatan, AKBP Boney Wahyu Wicaksono, melalui Kasi Humas, Bripka Dian Octo Tobing, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/4/2024).
Dian mengatakan jika seluruh keluarga beserta orang tua kandung korban telah bersepakat untuk menyerahkan jenazah anaknya agar dilakukan otopsi.
"Dan dalam hal ini kepada polres Nias selatan menjalankan upaya kepolisian untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam," terangnya.
Baca Juga:
Kasus Kepsek SMK di Nisel Pukuli Siswa Diawali Keluhan Sekcam
Lebih jauh dituturkannya terkait peristiwa tragis itu, pada Senin (15/4/2024), Penyidik Pembantu, Bripda Ganda Manullang dan Bripda Rahmat Bulolo, tiba di RS dr. M. Thomsen Nias untuk melakukan wawancara serta melihat keadaan korban.
"Namun saat itu korban tidak dapat memberikan keterangan karena dalam keadaan kritis, dan akhirnya meninggal dunia pada hari yang sama setelah Maghrib," sebutnya.
Atas kejadian itu, lanjut dia mengatakan pihak keluarga korban menaruh rasa curiga.
Keluarga korban menduga penyebab kematian korban disebabkan tindakan yang dilakukan oknum Kepala Sekolah berinisial SZ yang terjadi pada Sabtu (23/3/2024) sekira pukul 09.00 Wib di salah satu gedung ruangan kelas.
"Karena hal itu orang tua korban membuat laporan ke polres Nias selatan pada (11/4/2024)," katanya.
Menurut keterangan orang tua korban, lanjut Dian membeberkan pada saat kejadian korban bersama dengan enam siswa lainnya dipanggil dan dibariskan SZ (Terlapor).
"Korban dipukul di bagian kening sebanyak lima kali," ungkapnya.
Kemudian, pada saat Ibu korban pulang dari ladang, almarhum mengeluh sakit kepalanya. Kemudian ibu korban memberikan obat sakit kepala.
Selanjutnya, pada Rabu (27/4/2024) kepada ibunya, korban mengeluhkan sakit kepalanya semakin parah dan tidak sanggup lagi sekolah.
Lalu pada Jum’at (29/3/2024) penyakit korban semakin parah, di mana pada saat itu ia mengalami demam tinggi kemudian sambil mengigau.
Ibu korban pun curiga dan mencari tahu apa penyebab dari penyakit anaknya.
Hingga pada Selasa (09/4/2024) korban dibawa keluarganya berobat ke RSUD dr. M. Thomsen Nias. Kemudian pada Kamis(11/4/2024) pelapor bersama para saksi mendatangi Polres Nias Selatan dan membuat Laporan Polisi.
Dan pada Sabtu (13/4/2024) korban kembali dibawa ke RS dr. M.THOMSEN untuk perawatan lebih intensif.
"Seluruh keluarga beserta orang tua korban berharap agar dilakukan tindakan proses hukum secara profesional terkait kecurigaan atas meninggalnya korban," pungkasnya. [CKZ]