WahanaNews-Nias | Belakangan ini beredar informasi yang menyebutkan Pemerintah tengah merencanakan pengadaan vaksinasi dosis keempat atau booster kedua.
Informasi itu menyebar lantaran kasus infeksi harian Covid-19 di Indonesia saat ini masih mengalami kenaikan.
Baca Juga:
PDHI Gorontalo Berikan Vaksinasi Gratis untuk Hewan Peliharaan
Lalu, benarkah pemerintah saat ini sedang merencanakan mengadakan vaksinasi booster kedua?
Merangkum wahahanews.co, berikut Penjelasan Kemenkes.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengklarifikasi, saat ini pemerintah belum merencanakan adanya vaksinasi dosis keempat atau booster kedua.
Baca Juga:
Dinkes DKI Jakarta: Per 1 Januari 2024 Vaksinasi COVID-19 Berbayar
"Untuk koreksi dan konfirmasi, saat ini pemerintah kita masih memprioritaskan vaksin booster pertama atau vaksin ketiga," ujar Syahril, Senin (25/7/2022).
"Jadi belum ada rencana untuk vaksin keempat atau booster kedua, karena kita meningkatkan cakupan 25,6 persen itu menjadi 50 persen targetnya," lanjut dia.
Menurutnya, pemerintah saat ini masih berfokus untuk memenuhi target vaksin booster atau vaksin ketiga menjadi 50 persen terlebih dulu.
Terkait kabar vaksinasi booster kedua, Syahril mengatakan hal itu hanya usulan atau masukan dari beberapa pihak seperti tenaga kesehatan.
Ia menambahkan, pihaknya saat ini masih menampung usulan tersebut, dan belum langsung merealisasikan usulan tersebut.
"Masih ditampung, karena harus dibahas dengan ITAGI, dari kelompok ITAGI ini yang nantinya memberikan masukan kepada pemerintah untuk diusulkan menjadi program," ujar Syahril.
ITAGI sudah memberikan masukan, maka Kemenkes harus mendapatkan vaksin untuk vaksinasi booster kedua yang sudah direkomendasi oleh BPOM, untuk dapat dipakai sebagai vaksin keempat.
"Jadi masih dalam proses yang panjang, untuk itu kita saat ini fokus untuk meningkatkan cakupan vaksin booster atau vaksin ketiga dulu," lanjut dia.
Kesulitan Peserta Vaksinasi Booster
Lantaran masih mengejar target vaksinasi booster 50 persen, Syahril mengakui bahwa pemerintah kesulitan mencari masyarakat yang mendaftarkan diri untuk vaksin booster.
Menurut dia, kendala pemerintah cukup beragam.
"Booster ini belum capai target 50 persen karena banyak faktor, salah satunya adalah menurunnya atau keengganan masyarakat melakukan booster terutama setelah Lebaran Idul Fitri," ujar Syahril.
Ia mengatakan, keengganan itulah yang menyebabkan vaksinasi tidak secepat sebelum mudik Lebaran.
Padahal, jika seseorang belum menerima vaksin booster maka lebih berisiko terjadi turunnya kekebalan untuk mencegah pasien mengalami gejala lebih berat.
Oleh karena itu, Syahril mengimbau kepada masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin booster di layanan kesehatan terdekat.
"Vaksin booster juga memberikan imunitas atau kekebalan tubuh agar masyarakat yang divaksin itu mempunyai imunitas yang tinggi agar gejala Covid-19 tidak terlalu berat," lanjut dia.
Pemerintah juga berupaya meningkatkan penerima vaksin booster dengan bekerja sama atau menggerakan stakeholder, seperti TNI/Polri, Satgas, pihak swasta dan media agar meningkatkan kembali sentra vaksinasi.
Selain itu, mendorong sejumlah tempat umum dan syarat perjalanan untuk menerapkan vaksin booster untuk syarat masuk. [rin/CKZ]