WahanaNews-Nias| Kekuatan dan ketangguhan militer di suatu negara bisa dilihat dari armada perangnya. Lalu, bagaimana dengan keperkasaan TNI AU? Seberapa tangguh kira-kira?
Merangkum wahananews.co, berikut ini adalah daftar pesawat tempur milik Indonesia, dan belum termasuk pesawat tempur Dassault Rafale.
Baca Juga:
OPM Ungkap Syarat Pembebasan Pilot Susi Air, Tidak Menyerang Pakai Bom
Perlu diketahui, kementerian Pertahanan Indonesia memesan 42 unit Dassault Rafale dari Prancis dengan perincian 30 varian kursi tunggal dan 12 varian dua kursi.
Kementerian Pertahanan Indonesia menandatangani kesepakatan dengan Prancis untuk pembelian 6 unit pertama pesawat tempur tersebut pada awal Februari 2022. Sebanyak 6 pesawat itu akan sampai ke Indonesia dalam jangka waktu 4,5 tahun atau 56 bulan.
Bukan hanya Dassault Rafale dari Prancis, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui proposal yang diajukan Indonesia untuk membeli 36 unit pesawat tempur jenis F-15ID pada 10 Februari 2022.
Baca Juga:
Berbekal Perangkat Jadul, Houthi Nekat Lawan AS yang Andalkan Jet Tempur Canggih F-35
Memiliki sejarah panjang dari masa penjajahan membuat Indonesia terus berupaya meningkatkan kekuatan militer.
Daftar pesawat tempur milik Indonesia melansir dari laman World Directory of Modern Military Aircraft (WDMA), terdapat 280 pesawat yang aktif digunakan TNI Angkatan Udara dari total 445 pesawat yang dimiliki Indonesia.
Kemudian WDMA merilis 280 pesawat tempur yang aktif digunakan di Indonesia, terdiri dari 65 jet tempur (fighter), 15 jet serang antigerilya, 28 helikopter, 46 pesawat angkut, 28 helikopter, 15 jet serang antigerilya, 120 pesawat latih/trainer, 1 pesawat tanker, dan 5 pesawat misi khusus.
Bae Hawk
Daftar pesawat tempur pertama milik Indonesia adalah Bae Hawk. Pesawat tempur jenis latih lanjut ini dapat difungsikan sebagai pesawat tempur ringan. Pesawat tempur Bae Hawk buatan Inggris ini diproduksi British Aerospace pada tahun 1977.
Pesawat tempur milik Indonesia ini memiliki kecepatan maksimal 1.028 km/jam dengan ketinggian maksimal 13,5 km. Indonesia memiliki tiga seri pesawat tempur tersebut, yakni seri 50, seri 100, dan seri 200.
TNI AU kali pertama menggunakan pesawat Hawk berseri MK-53 yang merupakan versi ekspor untuk Indonesia dari seri Hawk-50. Indonesia membeli pesawat tempur tersebut di antara tahun 1980 hingga tahun 1984 sebanyak 20 unit.
Pada tahun 1997 Indonesia mendatangkan pesawat Hawk seri 100 dan 200 dengan kode angka 9 sehingga di Indonesia disebut sebagai seri 109 dan 209. Perbedaan ada pada jenis kursi. Seri 109 memiliki kursi ganda sedangkan seri 209 memiliki kursi tunggal.
Senjata tambahan juga dapat dipasangkan kepada pesawat tempur milik Indonesia ini, seperti rudal dan berbagai jenis bom. Hingga kini Indonesia masih menggunakan pesawat Hawk seri 109 dan 209.
Hawk seri MK-3 tak lagi dipergunakan sejak tahun 2015. Jenis pesawat tempur milik Indonesia ini berhanggar di Skadron Udara 1 Pontianak dan juga Skadron Udara 12 Pekanbaru
F16 Fighting Falcon
Berikutnya daftar pesawat tempur milik Indonesia adalah F16 Fighting Falcon. Pesawat yang dibuat di Amerika ini mulanya diprodukdi oleh General Dinamics. Pada tahun 1993, pesawat F16 dibeli perusahaan Lockheed Martin.
Indonesia menggunakan pesawat dengan kecepatan maksimal 2.120 km/jam dengan ketinggian maksimal 15 km ini sejak tahun 1989. Indonesia memiliki 12 unit. Namun, banyak faktor menyebabkan jumlah pesawat tempur jenis ini hanya tinggal 8 unit di Indonesia. Faktor yang dimaksud seperti kerusakan hingga kecelakaan.
Pada tahun 2012 Indonesia mendapat hibah pesawat jenis ini dari eks Angkatan Udara Amerika sebanyak 24 unit. Meskipun hibah, Indonesia harus mengeluarkan biaya sekitar 750.000.000 USD untuk biaya pembaharuan. Proses pengadaan itu kemudian disebut Proyek Peace Bima Sena 2.
F16 Fighting Falcon menambah daftar pesawat tempur milik Indonesia. Pesawat tempur ini merupakan pesawat berjenis multiperan baik untuk serangan dari udara ke udara hingga serangan dari udara ke darat. Pesawat ini ditempatkan di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur dan Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau.
T-50 I Golden Eagle
Pesawat berjenis T-50 I milik TNI AU yang dibeli untuk menggantikan pesawat berjenis HAWK MK-53 (tni-au.mil.id)
Berikutnya daftar pesawat tempur milik Indonesia yang digunakan TNI AU adalah pesawat berjenis T-50 I. Masih serupa dengan seri Hawk, yakni pesawat tempur latih lanjut yang digunakan sebagai pesawat tempur ringan.
Pesawat tempur milik Indonesia ini, T50 I Golden Eagle, dirancang oleh Korean Aerospace Industry bersama dengan Lockheet Martin pada akhir tahun 1990-an.
Indonesia membeli T-50 I pada tahun 2011 untuk menggantikan Hawk MK-53, yang setelahnya pada tahun 2015 resmi tidak dipergunakan lagi. Pesawat jenis ini mempunyai kecepatan maksimal 2.640 km/jam dan ketinggian maksimal 14.6 km.
Untuk persenjataan, pesawat tempur jenis T50 I mampu mengangkut roket rudal dan bom. Total senjata yang bisa diangkut adalah 3,7 ton. Pesawat T-50 I milik AU ini ditempatkan di Skadron 15 Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.
Seperti dilansir dari antara, beberapa waktu lalu tepatnya pada 18 Juli 2022 terjadi kecelakaan pesawat T-50 I di wilayah Blora, Jawa Tengah. Kecelakaan tersebut menyebabkan Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi meninggal. Hingga kini masih dalam proses investigasi penyebab kecelakaan tersebut.
EMB-314/A-29 (Super Tucano)
Pesawat Tempur berjenis EMB-314 Super Tucano. Pesawat dengan penggerak baling-baling ini berhanggar di Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Daftar pesawat tempur milik Indonesia yang berikutnya adalah EMB-314. Selain pesawat jet, TNI AU juga menggunakan pesawat dengan alat penggerak berupa baling-baling.
Pesawat tempur milik Indonesia yang satu ini diproduksi oleh Brazil. Pesawat tempur ini diproduksi secara massal pada tahun 2003.
EMB 314 atau yang lebih sering dikenal sebagai A29 tidak dapat digunakan untuk melakukan serangan dari udara ke udara. Namun, pesawat tempur ini dapat berfungsi sebagai misi serangan darat (antigerilya). Artinya, pesawat ini dapat dipergunakan untuk melakukan pengintaian.
Pesawat tempur EMB-314 memiliki kecepatan maskimal 590 km/jam dan ketinggian maksimum 10 km. EMB-314 Super Tucano yang ada di dalam daftar pesawat tempur milik Indonesia ini dapat mengangkut beragam jenis persenjataan seperti bom cluster, rocket pod FFAR, maupun jenis rudal.
Maksimal berat senjata yang dapat dibawa oleh EMB-314 Super Tucano adalah 1,5 ton. Adapun pesawat berjenis EMB-314 ditempatkan di Skadron Udara 1 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.
Sukhoi
Pesawat Sukhoi SU30, salah satu jenis Pesawat Sukhoi yang digunakan oleh TNI AU selain SU-27, SU 27-Skm, dan SU-30 Mk 2 (tni-au.mil.id)
Daftar pesawat tempur milik Indonesia yang selanjutnya adalah buatan Rusia. Pesawat tempur ini dirancang memiliki keunggulan di udara, namun seiring berjalannya waktu, SU 30 dapat difungsikan dengan misi serangan darat juga. Indonesia menggunakan kedua seri tersebut.
Mulanya, Indonesia telah lama menaksir jenis pesawat yang sebelumnya dipergunakan Angkatan Udara Uni Soviet pada tahun 1985 ini. Namun, masa krisis moneter menyebabkan Indonesia baru bisa mendatangkan 4 Sukhoi pada tahun 2003, masing-masing dua unit SU 27 Sk dan dua unit SU 30 Mk. Pesawat tempur SU 30 memiliki dua tempat duduk.
Kemudian, Indonesia menambah 6 unit pesawat Sukhoi SU 27 Skm dan SU 30 Mk2. Pada tahun 2014 Indonesia kembali membeli 6 unit pesawat Sukhoi berjenis SU 30 Mk2. Total pesawat tempur jenis Sukhoi yang dimiliki Indonesia ada 16 unit. Pesawat tempur ini diletakkan di Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin, Makassar,
Sukhoi juga dilengkapi beragam persenjataan yang ada pada sisi kanan badan pesawat. Beban senjata tambahan yang dapat diangkut oleh Sukhoi seperti bom atau rudal adalah 8,2 ton. [qnt/CKZ]