WahanaNews-Nias | Laju roda ekonomi Indonesia diwarnai dengan berbagai dinamika global. Namun, selama tahun 2022 ekonomi di tanah air berhasil mencatatkan pertumbuhan mengesankan, bahkan berhasil menyalip ekonomi China dan Amerika Serikat.
Indonesia dengan berbagai kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi hingga 5,72% (year on year/yoy) pada kuartal III-2022.
Baca Juga:
Bea Cukai Tindak 31.275 Perdagangan Ilegal di 2024, Menkeu: Potensi Kerugian Negara Rp3,9 Triliun
Ekonomi Indonesia bahkan dijuluki sebagai 'the bright spot' alias ekonomi tercerah dibandingkan dengan ekonomi di banyak negara lainnya.
Pada kuartal III-2022, banyak negara yang pertumbuhan ekonominya tak setinggi seperti Indonesia.
Sebut saja China yang pada kuartal III-2022 ekonominya hanya tumbuh 3,9% (yoy). Begitu juga dengan Amerika Serikat (AS) yang ekonominya hanya tumbuh 1,81% (yoy).
Baca Juga:
Menkeu: Kemenkeu Dukung dan Berikan Bantuan Maksimal Kepada Seluruh K/L pada KMP
Pun dibandingkan dengan beberapa negara kawasan di ASEAN, ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 lebih unggul. Singapura ekonominya hanya mencapai 4,4% (yoy) dan Thailand 4,5% (yoy).
Kendati demikian, ekonomi Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 di Vietnam yang ekonominya mencapai 13,7% (yoy), Malaysia 14,2% (yoy), dan Filipina 7,6%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, konsumsi masyarakat memberikan dukungan lebih dari 55% terhadap pertumbuhan ekonomi di tanah air.
Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Indonesia pada November 2022 juga masih tinggi, yakni berada pada angka 119,1. Hal ini menunjukkan optimisme yang cukup kuat dalam momentum pemulihan ekonomi Indonesia.
Mandiri spending index yang dihitung Bank Mandiri, yakni konsumsi yang menggunakan instrumen seperti credit card, juga menunjukkan tren kenaikan 130,8 hingga November 2022.
"Kita harapkan momentum ini terjaga sampai akhir tahun," jelas Sri Mulyani saat melakukan konferensi pers APBN Kita pekan lalu, dikutip Senin (26/12).
Penjualan ritel kendaraan bermotor juga menunjukkan pertumbuhan yang sehat, di mana penjualan mobil tumbuh 3,7% (yoy) dan sepeda motor melonjak 26,9%.
"Artinya untuk kelas menengah masih memiliki daya beli dan berkemauan konsumsi yang cukup sehat dan ini mendukung pertumbuhan ekonomi kita terutama untuk kuartal IV-2022," jelas Sri Mulyani lagi.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada tren yang meningkat sepanjang tahun 2022. Pada Kuartal I-2022 tumbuh 5% (year on year/yoy), meningkat menjadi 5,4% (yoy) pada Kuartal II-2022 dan naik lagi menjadi 5,7% (yoy) pada Kuartal III-2022.
Laju pertumbuhan konsumsi diperkirakan masih akan relatif stabil dan berpotensi menguat pada periode Natal dan libur tahun baru (Nataru). Sehingga pertumbuhan ekonomi di tanah air masih akan terjaga pada kuartal IV-2022.
Sehingga, pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2022 akan berada pada kisaran 5,1% hingga 5,3%. Sementara di 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan melambat, seiring dengan ekonomi global yang juga melemah.
Senada, Bank Indonesia (BI) juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tanah air sepanjang tahun 2022 akan mencapai 4,5% dengan bias ke atas hingga 5,3%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini ditopang oleh permintaan domestik yang masih kuat, daya beli masyarakat dan keyakinan pelaku ekonomi terjaga.
Tercermin dari berbagai survei terkini BI seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran dan indeks PMI manufaktur RI. Kemudian dari sisi ekspor didorong oleh ekspor batubara, CPO, besi, dan baja.
Begitu juga dengan bacaan BI terhadap perekonomian Indonesia tahun depan. Tahun 2023, pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan sedikit melambat, sejalan dengan perlambatan ekonomi global.
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 mencapai 4,5% hingga 5,3%. [ast/CKZ]