WahanaNews-Nias | Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyebutkan terdapat kemungkinan inflasi akan naik ke level empat persen pada tahun 2023.
"Tidak apa-apa, tetapi harus dijaga supaya tidak menjadi terlalu tinggi dan kemudian malah menjadi bumerang bagi pertumbuhan ekonomi kita," tegas Suahasil dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus) 2022 di Jakarta, Kamis.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil Nazara Ingatkan Awardee LPDP di Jepang Empat Tujuan Bernegara
Adapun pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi ditargetkan berada di antara 5,3 persen sampai 5,9 persen.
Ia menjelaskan pemulihan ekonomi di Indonesia saat ini terus berlanjut, namun masih terdapat dampak luka atau scarring effect dari pandemi COVID-19 yang menyebabkan dunia usaha masih membutuhkan waktu untuk menyiapkan kapasitas produksi kembali seperti sebelum pandemi.
Scaring effect ini menyebabkan peningkatan inflasi yang harus ditangani agar naiknya harga tidak menjadi terlalu tinggi dan pemulihan ekonomi tidak terhambat.
Baca Juga:
Wamenkeu: UNIAS Harus Memiliki Ide dan Kampus Besar untuk Menjadi Universitas yang Bermutu
"Di tengah-tengah apa yang sedang kita waspadai dalam pemulihan ekonomi tersebut, tiba-tiba terjadi geopolitik Rusia dan Ukraina," ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, Suahasil menyebutkan harga berbagai komoditas global pun naik luar biasa seperti gas alam, batu bara, minyak mentah, hingga minyak kelapa sawit (CPO) dan memiliki dampak ke dalam negeri.
Kenaikan harga CPO dunia pun meningkatkan harga minyak goreng di Indonesia, sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus menjadi shock absorber.