Eliyunus menjelaskan jika Nias Barat memiliki sejumlah potensi dan tantangan yang dihadapi.
"Hasil bumi utama adalah karet, sedangkan perkebunan sawah hanya sebagian dari sektor pertanian," jelasnya.
Baca Juga:
Bawaslu Kulon Progo Kembalikan Sisa Dana Hibah Pilkada Rp3,3 Miliar
Menurutnya, kemiskinan ekstrem di Nias Barat merupakan salah satu tantangan terbesar yang harus diatasi.
Selain itu, peternakan juga merupakan sektor penting. Ia mencatat mayoritas masyarakat berternak babi sementara saat ini sedang menghadapi musim penyakit ternak babi.
"Tentu solusi terkait permasalahan tersebut harus bisa diatasi untuk memerangi kemiskinan ekstrem yang melanda daerah ini," serunya.
Baca Juga:
Azhar Bintang Lapor Balik Cabupnya di Pilkada Dairi 2024 ke Polisi
Tidak hanya itu, Rektor Universitas Nias itu menyinggung pentingnya memiliki Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang berkualitas selama lima tahun.
"Itu sebagai salah satu langkah strategis dalam memperkuat pemerintahan," tambahnya.
Sekedar informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nias Barat, pada tahun 2023 persentasi penduduk miskin berada di angka 22,81 persen dan tahun 2024 hanya turun 0,13 persen atau berada di angka 22,68 persen.