"Rata-ratanya hampir 7 persen di tiap bulannya turun dan hal ini belum pernah terjadi dalam sejarah survei," katanya
"Kedua, kami melihat hasil surveinya dalam bilangan bulat tanpa ada desimal. Ketiga, hasil survei itu bertolak belakang dengan realita dan fakta di lapangan yang kami dapatkan," ucap Iskandar.
Baca Juga:
Prabowo Tampil Berwibawa di Mata Dunia, Anies: Lawatan Internasional Sangat Produktif!
Iskandar juga mempertanyakan hasil survei LSI Denny JA yang mencakup 33 kabupaten/kota di Sumut, yang menunjukkan elektabilitas Anies sangat rendah.
"Kami memperkirakan bahwa Anies Baswedan akan memenangkan pemilihan secara pasti di 20 dari kabupaten atau kota tersebut. Oleh karena itu, kami dengan tegas meminta kepada LSI Denny JA untuk menjelaskan bagaimana mereka menjalankan metode dan prosedur survei tersebut," ujarnya.
Iskandar juga mengajukan permintaan agar LSI Denny JA mengungkapkan jumlah responden dan sampel yang digunakan dalam survei di Sumut, serta sumber dana yang digunakan untuk melakukan survei tersebut.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
"Dari uang negara, baik melalui APBN maupun APBD, atau melalui NGO dari negara asing? Kami menilai sumber dana ini sangat penting, karena siapa yang membayar survei biasanya diduga bisa mengatur hasil surveinya," bebernya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]