"Artinya menghasilkan analisa terjadinya ketimpangan distribusi dan peran guru," jelasnya.
Lebih jauh, ia menguraikan bahwa Kabupaten Nias Barat menghadapi fenomena pemanfaatan sekolah yang rendah yaitu jumlah peserta didik yang sangat sedikit dibandingkan kapasitas atau potensi sekolah tersebut (low school utilization).
Baca Juga:
Gubernur Koster Tegaskan Visi “Satu Pulau Satu Kelola” di Pembukaan Musrenbang Bali 2025
"Ini terutama di jenjang PAUD dan SD sehingga tingginya jumlah sekolah kecil menyebabkan pemborosan biaya operasional dan tenaga pendidik," imbuhnya.
Untuk itu, kata Delipiter Lase, perlu strategi yang matang, bertahap, sistematis dan terukur dan mampu menghasilkan output yang bisa dievaluasi merupakan catatan penting untuk menjawab tantangan pendidikan di Kabupaten Nias Barat.
"Revitalisasi sekolah kecil, redistribusi dan optimalisasi guru, literasi dan numerasi komunitas dan penguatan pendidikan kejuruan kontekstual, transformasi digital bertahap, perluasan wajib belajar 12 tahun serta profesionalisme dan motivasi guru adalah bagian dari rekomendasi strategi prioritas dan berkualitas yang bisa dilakukan," tandasnya.
Baca Juga:
Gubernur Anwar Hafid Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Pembangunan Daerah Inklusif
Musrenbang ini dibuka secara resmi oleh Bupati Nias Barat, Eliyunus Waruwu yang ditandai dengan memukul gong 1 kali sebagai tanda tahun pertama pemerintahannya bersama Wakil Bupati Nias Barat, Sozisokhi Hia.
Hadir pada kegiatan tersebut, Mewakili Gubernur Sumatera Utara, Kepala BPBD Provsu Tuahta Ramajaya Saragih, Kepala Bidang Infrastruktur Bidang Kewilayahan pada Bappelitbangda Provinsi, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi,
Kemudian Ketua DPRD Nias Barat Kevin KP. Waruwu, Pj. Sekda, Ketua TP-PKK Nias Barat Ny. Elvita Eliyunus Waruwu, Mantan Bupati Nias Barat Faduhusi Daeli, Para Asisten Setda, Pimpinan OPD, Para Camat, Tokoh Masyarakat dan perwakilan masing-masing kecamatan. [CKZ]