Menanggapi adanya info dari siswa jika terdapat cacing pada makanan yang dikonsumsi, Anueli mengatakan belum bisa dipastikan. Ia mengaku pihaknya tidak pernah memeriksa sebelumnya makanan sebelum dibagikan kepada para siswa.
"Biasanya kalau ada makanan itu langsung dibagikan oleh petugas, kita tidak ada kewenangan memeriksa makanannya. Kalau ada anak-anak yang mengatakan ada cacing, itu belum kita tahu," ujarnya.
Baca Juga:
PLN–BGN–TNI AU Resmikan Dapur Gizi di Lanud Atang Sendjaja untuk Percepat Penanganan Stunting
Anueli Telaumbanua berharap, program MBG ini tetap berkesinambungan. Karena menurutnya program ini baik untuk peserta didik.
Hanya saja, lanjut sambungnya, perlu ada kehati-hatian dengan memperhatikan kelayakan dan kebersihan sebelum dibagikan kepada siswa.
"MBG ini sudah kita terima sejak 19 Agustus 2025, dan setiap hari seluruh siswa yang berjumlah 162 orang dilayani," tambahnya.
Baca Juga:
Tahun Depan Mensos Siapkan Menu MBG Rp15 Ribu untuk Lansia dan Disabilitas
Dari penelusuran, susu yang dikonsumsi para siswa bermerek Susu Tango Kido dalam kemasan kotak.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Lasara Sawo, Yurisman Medianto Telaumbanua, telah dikonfirmasi melalui pesan singkat, namun masih belum memberikan tanggapan. [CKZ]