Nias.WahanaNews.co, Gunungsitoli - Dinas Sosial Kota Gunungsitoli mengungkapkan ada sebanyak 1.216 warga disabilitas dan 21 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang telah terdata sampai saat ini.
"Kondisi mereka [penyandang disabilitas] saat ini ada yang sudah sekolah, ada yang putus sekolah, ada yang pasrah dengan keadaan, mereka tidak mau sekolah, bahkan ada juga yang sedang dipasung," kata Kepala Dinas Sosial Kota Gunungsitoli, Bonifasius Telaumbanua, saat peringatan hari Disabilitas Internasional, yang dilaksanakan Centre for Disaster Risk Management & Community Development Studies (CDRM & CDS UHN) Universitas HKBP Nomensen, di Taman Ya'ahowu, Kota Gunungsitoli, Jum'at (15/12/2023).
Baca Juga:
Pria Disabilitas Jadi Tersangka Pemerkosaan di NTB, Ibu Membantah
Bonifasius memberitahukan, hingga saat ini pihaknya sudah berkolaborasi dengan balai insyaf dari Kementerian Sosial untuk penanganan para penyandang disabilitas yang ada di wilayah Kota Gunungsitoli.
"Contohnya saat ini di desa Iraonolase, di sana ada program pembangunan yang ditangani oleh balai insyaf, disana ada pembangunan kamar mandi dan juga ada pembangunan kamar tempat tinggal untuk para penyandang disabilitas," terangnya.
Selain itu, ada juga beberapa bantuan yang sudah diberikan kepada para penyandang disabilitas sesuai dengan kriteria.
Baca Juga:
KPUD Trenggalek Catat 3.786 Pemilih Disabilitas dalam DPT Pilkada 2024
"Itu sebagai bentuk kepedulian dan perhatian kita kepada mereka," ujarnya.
Di lain sisi, ia mengaku pihaknya sering menghadap berbagai kesulitan saat di lapangan.
"Tantangan yang sering kita hadapi dalam penanganan penyandang disabilitas umumnya ada pihak keluarga yang sangat cuek, seakan tidak mau tahu,"
"Sedangkan penguatan dari pihak keluarga sangat dibutuhkan untuk penyembuhan yang bersangkutan," keluhnya.
Belum lagi, lanjut Bonifasius, ketika penyandang disabilitas dinyatakan sembuh setelah direhabilitasi.
"Ada juga keluarga tidak mau menerima, mereka ditolak dan seakan-akan itu menjadi tanggungjawab pemerintah terus," katanya.
Oleh karena itu, ia pun berharap kepada keluarga penyandang disabilitas mau membantu proses rehabilitasi dan menerima ketika mereka sembuh.
"Masyarakat harus membantu dan memperlakukan mereka secara normal, jangan diperlakukan berbeda dengan yang normal karena itu bisa memancing kembali dia akan kambuh," ujarnya.
Ia memberitahukan, di Kota Gunungsitoli sudah ada 21 LKS.
"Terakhir ini ada 11 LKS yang mengikuti akreditasi tahun ini, satu diantaranya terdaftar sebagai akreditasi A dari Panti Asuhan Caritas Dorkas dan yang lain rata-rata akreditasi B," jelasnya.
Sekedar informasi, peringatan hari Disabilitas Internasional ini diselenggarakan oleh Centre for Disaster Risk Management & Community Development Studies (CDRM & CDS UHN) Universitas HKBP Nomensen selama dua hari berturut-turut.
Untuk kegiatan hari ini merupakan penutupan. Turut hadir Ketua Yayasan Oni Pedistra yang juga sebagai Anggota DPRD Kota Gunungsitoli, Yunius Larosa, Dinas Kependudukan, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, BPJS Kesehatan, Dinas Perindustrian, Mewakili PMI, Personil dari Polres Nias, Para Panitia, Pengurus dan Anggota Panti Asuhan serta Para Orang Tua Penyandang Disabilitas. [CKZ]