Total terdapat setidaknya 24,7 ribu percakapan di Twitter yang mengandung keyword di atas.
Dimulai tanggal 4 April dengan tagar #turunkanjokowi, lalu naik pesat hingga 12k mention pada 7 April dg #GoodByeJokowi, lalu tren turun meski masih ribuan per hari. pic.twitter.com/rq3xTb5FNW
Baca Juga:
Belum Dites Secara Luas, Drone Emprit Sebut Sirekap Belum Siap Digunakan
— Ismail Fahmi (@ismailfahmi) April 9, 2022
Narasi yang menyertai tagar turunkan Jokowi adalah narasi tunggu komando dan reformasi jilid II. Ada pula gambar manipulatif.
Poster BEM SI versi hoaks beredar. Gambar itu berisi logo BEM SI dan tanggal rencana demo 11 April 2022, namun diberi tulisan 'Turunkan Jokowi'. Akun @Android_AK_47 disebut Fahmi memposting gambar ini dan sempat mencapai 1.700 retweet meski akhirnya dihapus. Tagar turunkan Jokowi ini diduga digencarkan oleh bot (robot) alias bukan akun warganet yang murni semua.
"Normalnya, postingan yang natural didominasi oleh akun dengan score bot 0-1, dan score di atasnya sangat kecil volume post-nya. Namun di sini cukup tinggi postingan oleh akun dengan score > 1. Artinya, ada indikasi sebagian postingan tidak natural," tutur Fahmi.
Baca Juga:
Analis Wanti-wanti jika Terjadi Dua Putaran Pilpres 2024, Anies Kuda Hitam di TikTok
Postingan 'turunkan Jokowi' memang biasa disertai meme, poster, dan video. Namun tuntutan mereka berbeda dari tuntutan mahasiswa. Narasi yang dibangun adalah narasi ketakutan.
"Emosi yang dibangun oleh klaster ini adalah 'fear' atau 'ketakutan' bahwa demo 11 April 2022 nanti akan mengerikan sehingga Jakarta harus ditutup," kata dia.
Fahmi menyarankan agar mahasiswa membedakan diri dengan mereka yang mengusung tagar turunkan Jokowi.