NIAS.WAHANANEWS.CO, Gunungsitoli - Kurang lebih tiga pekan sudah Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg di Kota Gunungsitoli sulit didapat. Meskipun diketahui Tim Terpadu Pemerintah Kota (Pemko) Gunungsitoli dan Polres Nias sempat melakukan sidak penggunaan gas melon bersubsidi beberapa waktu lalu, namun di beberapa tempat masih mengalami kelangkaan.
Bahkan tak jarang untuk mendapatkan satu tabung gas, warga rela mengantre hingga berjam-jam. Bukan itu saja, warga kesulitan mendapatkan gas elpiji sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 16.000.
Baca Juga:
Dukung Swasembada Energi, PLN Gandeng Mitra Migas Nasional dan Internasional
Salah seorang emak-emak, Reska Veni Zega, yang mengeluhkan kelangkaan gas elpiji melayangkan surat terbuka.
Surat terbuka itu dipostingnya melalui akun Facebook miliknya pada Minggu (21/9/2025) ditujukan kepada Pertamina, Disperindag, DPRD, dan Pemerintah Daerah Kota Gunungsitoli.
Dalam surat terbuka itu, pemilik akun Facebook @Reska Veni Zega menyampaikan keresahannya.
Baca Juga:
Soal Bau Gas di Kota Bekasi, Pemkot Masih Telusuri Sumber dan Siagakan Tim Medis 24 Jam
Kami masyarakat Kota Gunungsitoli ingin menyampaikan keresahan yang semakin hari semakin berat kami rasakan. Saat ini gas LPG 3 kg sangat sulit didapatkan. Banyak pangkalan dan warung kehabisan stok, sementara jika ada, harganya jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.
Situasi ini membuat masyarakat kecil sangat tertekan. LPG adalah kebutuhan pokok rumah tangga, bukan barang mewah. Bayangkan betapa sulitnya seorang ibu harus berkeliling mencari tabung gas hanya demi bisa memasak makanan untuk anak-anaknya.
Kami mohon dengan sangat kepada pihak Pertamina, Disperindag, DPRD, serta Pemerintah Daerah agar tidak menutup mata dan telinga. Segera lakukan pengecekan di lapangan, tindak tegas oknum yang bermain dalam distribusi, dan pastikan masyarakat kecil bisa mendapatkan haknya: gas LPG dengan harga yang wajar sesuai HET.