Melihat itu semua, Karya Bate'e berencana akan bekolaborasi dengan banyak pihak untuk merenovasi gubuk tempat tinggal keluarga Ama Leon sehingga menjadi layak untuk dihuni.
"Untuk anak-anak ini sudah ditangani puskesmas Alo'oa, dan rencana minggu depan listrik akan kita masukan dan saya juga akan berkolaborasi dengan banyak pihak untuk merenovasi tempat tinggal mereka menjadi layak huni," kata Kepala Bappelitbang Karya Bate'e, ditemui Nias.WahanaNews.co diruang kerjanya, Jum'at (21/10) siang.
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
Selain itu, Karya Bate'e memberitahukan, keluarga ini belum terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
"Terkait ini kita sudah koordinasi ke Dinas sosial untuk ambil bagian dalam mengurus DTKS dan BPJS keluarga Ama Leon," katanya.
Lanjut dia, saat ini pemerintah sedang berjuang melawan kemiskinan ekstrim. Menurutnya, Kemiskinan ekstrim itu ketika pendapatan kurang dari 1 USD per hari atau dengan kurs hari ini sama dengan pendapatan kurang dari Rp. 15.592,- per hari.
Baca Juga:
Bele Mo'o Sehati: Strategi Dinkes Gorontalo Tangani Stunting dengan One Stop Service
Oleh karena itu, Karya Bate'e akan berkoordinasi dan menghimbau kepada semua pelaku ekonomi dan pelaku pembangunan baik yang bersumber dari APBD maupun APBDes untuk memprioritaskan keluarga kurang mampu sebagai tenaga kerja.
"Kita harapkan agar mereka yang berada di bawah garis kemiskinan ini didahulukan dan diutamakan dengan memberikan pekerjaan dan memberdayakan sehingga dapat membantu perekonomian keluarga, paling tidak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," harapnya. [CKZ]