WahanaNews-Nias| Kuasa Hukum keluarga Brigadir Yosua Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan, isu pelecehan seksual sengaja dihembuskan oleh pihak yang ingin melindungi Ferdy Sambo cs.
Kamaruddin menilai perjuangan ke depan untuk mendapatkan keadilan masih cukup panjang.
Baca Juga:
Singgung Asal-usul Uang Suami, Kamaruddin sebut Artis Sandra Dewi Bisa Terjerat
Ia menduga, Ferdy Sambo telah mengguyur dana ke sejumlah pihak.
Walaupun tak menyebut nama lembaga, Kamaruddin meminta pihak-pihak yang sebelumnya diduga telah menerima amplop dari pihak Ferdy Sambo diperiksa.
"Kan sudah ada LPSK yang mengakui disodorkan amplop dan ditolaknya. Nah bagaimana dengan lembaga yang lain? Ini hal serius, harus diperiksa," ujar Kamaruddin mengutip wahananews.co.
Baca Juga:
Dirut Taspen Antonius NS Dicopot dan Dicekal KPK, Ini Respon Kamaruddin Simanjuntak
Pelecehan Putri Sambo Meragukan
Dia menjelaskan, awalnya disebut pelecehan disebut di Duren Tiga.
Kasus itu sempat naik ke penyidikan, kemudian dihentikan karena tidak ditemukan ada peristiwa tersebut di lokasi itu.
"Sekarang pindah ke Magelang. Itu sudah sangat jauh. Ini skenario baru lagi," jelasnya.
"Kalau dari Duren Tiga ke Duren Lima, mungkin masih masuk akal, bisa jadi karena salah hitung durennya," Kamaruddin menyindir.
Kamaruddin, terkait peristiwa di Magelang, awalnya muncul pernyataan pelecehan terjadi pada tanggal 4 Juli.
"Padahal pada saat itu Ibu Putri masih chat dengan adik Yosua, kirim foto Yosua sedang menyetrika baju, memuji-muji Yosua. Mana mungkin korban kekerasan seksual memuji-muji pelaku," ujarnya.
Kini muncul penyebutan kejadian pelecehan pada 7 Juli 2022.
Dia kembali meragukannya.
"Karena pada saat itu, Yosua dicari-cari ibu Putri, bahkan disuruh ajudan cari dan panggil masuk ke kamar," jelasnya.
"Mereka bicara empat mata di dalam kamar selama sekitar 15 menit.
Apa mungkin kalau dilecehkan, masih mau bertemu dengan pelaku? Jelas itu hanya cerita rekayasa," tegas Kamaruddin.
Sementara Aktivis perempuan Irma Hutabarat mengungkap kesedihan terbesar orangtua terutama ibunda Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Diungkapkan Irma Hutabarat, ibu dari Brigadir Yosua sangat terpukul atas tudingan kepada anaknya sebagai pelaku pelecehan seksual.
"Anak sudah meninggal, tapi masih ada fitnah, tuduhan pelecehan seksual," kata Irma Hutabarat, pada wawancara di Kantor Tribun Jambi, Senin (12/9/2022) sore.
Dia menyebut, tudingan ini sangat menyakitkan hati seorang ibu, ketika anaknya sudah diambil nyawanya, tapi masih mendapat label negatif.
"Padahal kepolisian sudah menghentikan kasus dugaan pelecehan, tapi kok masih disebut-sebut oleh Komnas HAM? Inilah yang hingga kini membuat orangtua Yosua masih sangat bersedih," jelasnya.
Kematian Yosua saja sudah menjadi beban berat bagi seorang orangtua, terlebih pada ibu yang melahirkannya.
"Nyawa sudah diambil lewat pembunuhan berencana, tapi masih tega membuat fitnah seperti itu. Isu pelecehan ini sangat tidak masuk akal," ucapnya.
Perempuan Harus Berani
Irma Hutabarat menilai, pada kasus kematian Brigadir Yosua ini, ada satu orang perempuan yang sangat bersedih, tapi sering diabaikan.
Perempuan itu adalah Rosti Simanjuntak, ibunda Brigadir Yosua Hutabarat.
"Ibu Rosti itu yang paling bersedih, tapi dia juga yang sering dilupakan, malah lebih banyak yang peduli dengan tersangka yang sampai sekarang ini tidak ditahan," jelas Irma Hutabarat.
Dia menyebut, kematian Brigadir Yosua Hutabarat ini tidak bisa dilihat hanya peristiwa biasa.
Bagi Irma, kematian Brigadir J juga harus menjadi tonggak bagi perempuan untuk terus berani bersuara.
"Ada tante dari Yosua, Rohani dan Rosti misalnya yang selama ini berani bersuara. Kita ingin ke depan, semakin banyak perempuan seperti itu," ungkapnya.
"Selama ini banyak perempuan yang menjadi korban tapi tidak berani bicara. Kita harapkan peristiwa ini mengajarkan kepada kaum perempuan juga agar terus memperjuangkan haknya, hak keluarganya," ungkapnya.
Peristiwa Magelang Versi Bripka RR
Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR sudah tidak mau lagi mengikuti skenario yang dibuat mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, terkait kasus pembunuhan pada Brigadir Yosua alias Brigadir J.
Dia mulai membongkar fakta yang diketahuinya terkait pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Lewat kuasa hukumnya, Erman Umar, Bripka RR membeberkan kejadian di Magelang, Jawa Tengah.
Bahkan Bripka RR mengungkapkan adanya janji Ferdy Sambo terkait uang sebagai bentuk ucapan terima kasih.
Erman Umar mengungkapkan Bripka RR sempat melihat asisten rumah tangga bernama Susi menangis saat di rumah Magelang, Jawa Tengah.
Hal ini diketahuinya ketika tiba di rumah setelah diminta Putri Candrawathi segera pulang dari Taruna Nusantara.
Bripka RR naik ke lantai dua, melihat Putri Candrawathi sedang baring di dalam kamarnya.
Saat ditanya Bripka RR ada apa memanggilnya pulang ke rumah, Putri pun tidak menjawab.
Putri Candrawathi justru menanyakan keberadaan Brigadir Yosua. Dia pun meminta Bripka RR mencarinya.
"Ibu berbaring di kamarnya. Ibu malah bertanya Yosua di mana," kata Erman.
Menurut Bripka RR, Putri Candrawathi terlihat sakit saat itu. "Ibu PC baring, memang kaya sakit," imbuhnya. [qnt/CKZ]