WahanaNews-Nias | Keluarga korban membeberkan kronologi pembunuhan terhadap terhadap LB alias Ama Time, 48, Warga Desa Foikhugaga, Kecamatan Umbunasi, Kabupaten Nias Selatan.
Diketahui, LB alias Ama Time tewas kena tombak saat pulang dari pesta pernikahan, di Desa Hilibadalu, Kecamatan Umbunasi, Kabupaten Nias Selatan, Kamis (29/12) lalu.
Baca Juga:
Duel Kegagahan, Pemuda di Palembang Tewas Usai Kemaluannya Terkena Tombak
“Saat kejadian itu sudah sore hari, ada enam orang yang patut diduga sebagai pelaku pembunuhan ayah saya,” kata November Bu’ololo kepada WahanaNews.co, melalui selulernya, Jum’at (6/1) sore.
Tenaga medis saat hendak melepaskan ujung tombak yang tertancap diperut LB alias Ama Time. (Foto: tangkapan layar video amatir)
Lebih jauh, November Bu’ulolo menceritakan peristiwa mengerikan yang merenggut nyawa ayahnya dengan cara ditombak di bagian perut hingga tembus di punggung berawal saat mereka hendak ke acara pesta pernikahan.
Baca Juga:
Keluarga Pria yang Tewas Kena Tombak Desak Polres Nias Selatan Segera Tangkap Para Pelaku
Pada hari Kamis itu, sekira pukul 08.00 Wib mereka berangkat ke pesta pernikahan di daerah Lolomatua bawah, dan sekira pukul 13.00 Wib mereka pulang dari pesta tersebut.
“Saat itu kami pulang bersama abang dan ayahku, tapi karena kami hanya punya satu motor terpaksa saya lansir satu per satu,” katanya.
Di tengah perjalanan pulang, di daerah Sonahanose ada pesta pernikahan. Ketika hendak melewati jalan tersebut ada keributan di acara pesta itu.
“Di situ abangku atas nama Faomasi Buu’lolo alias Ama Esran sempat menanyakan ada apa ribut-ribut”,
“Tiba-tiba Alias AA itu berteriak dengan mengatakan jangan ikut campur dan mencabut sebilah pisau dari pinggangnya kemudian langsung menusuk abangku”,
“Abangku juga terluka karena kena tusuk,” ujarnya.
Bahkan, kata November Buu’lolo, Alias AA sempat mengejarnya setelah menusuk abangnya Faomasi Bu’ulolo alias Ama Esran dengan pisau.
“Karena dikejar, saya pun lari ke ayahku yang agak sedikit jauh di depan dan memberitahukan kalau abang saya sudah ditusuk pisau,” ujarnya.
Lalu, lanjut dia, bersama dengan ayahnya kembali tempat kejadian itu. Tiba di situ, ayahnya menanyakan kepada abangnya bagaimana dengan kondisinya.
“Abangku bilang tidak apa-apa, masih kuat,” katanya.
Mendengar itu, ayahnya pun mengajak untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
“Ayahku berjalan paling di depan dan saya mengiringi dengan sepeda motor dari belakang,” katanya.
Namun ketika sesampainya di simpang Tuhembuasi, Alias AA dan kawan-kawannya sudah ada di tempat itu.
“Nah di situlah kejadiannya, jumlah mereka ada enam orang, tanpa basa basi alias AA ini langsung menyerang ayahku,” imbuhnya.
Menurutnya, ada enam orang yang patut diduga menjadi pelaku pembunuhan terhadap ayahnya, tiga diantaranya diduga ikut mengeroyok.
“Alias AA duluan diserangnya ayahku dengan parang, namun ayahku membela diri dan berusaha mengambil parang itu,” katanya.
Kemudian datang alias AW memukul dengan sebatang kayu, namun sempat ditangkis.
“Kayu itu jatuh, parang juga lepas. Lalu disusul alias AS mendorong ayahku dan kemudian jatuh, baru ditombak oleh Alias AA,” jelasnya.
Sementara yang tiga orang lainnya, kata November Bu'ulolo, setelah ayahnya ditombak diduga ikut melakukan pengeroyokan.
“Setelah ayahku ditombak, tiga orang lainnya inisial Alias AM, Alias AWS dan Alias ASL diduga ikut mengeroyoknya”,
Saat itu, sambung dia, ayahnya sempat berteriak kepada mereka untuk lari menyelamatkan diri, “Lari nak, selamatkan diri kalian."
"Ayahku sempat berteriak agar kami lari menyelamatkan diri,” ujarnya.
Diberitahukannya, saat kejadian jarak mereka dengan korban sekitar 15 meter, dan karena ketakutan mereka lari bersembunyi di balik semak-semak.
“Baru setelah mereka para pelaku pergi meninggalkan ayahku yang sudah kena tombak, kami keluar dari semak-semak untuk melihatnya,” imbuhnya.
November Bu’ulolo mengaku kondisi di sekitar lokasi kejadian tidak ada rumah yang terdekat. mereka sempat mencoba mencabut tombak yang tertancap di perut ayahnya namun mereka takut sehingga mengurungkannya.
“Tidak lama kemudian ada warga yang datang, awalnya warga takut menolong kami, namun karena saya yakinkan akhirnya mereka mau menolong kami”,
“Kami tidak berani mencabut tombak karena tembus sampai ke punggung, saat itu ayah saya masih hidup bernafas satu per satu, hingga dengan terpaksa kami gergaji batang tombak itu, sementara ujung tombak masih tertancap,” katanya.
Setelah selesai memotong batang tombak itu, korban kemudian digotong menuju Puskesmas terdekat dengan kondisi ujung tombak masih tertancap di perut korban.
“Saat itu hari sudah malam, kami mengotongnya dengan diikat di sebatang kayu, tapi di perjalanan ayahku meninggal sehingga kami urungkan niat membawa ke puskesmas dan membawa jasadnya pulang ke rumah,” katanya.
Pada keesokan harinya, dengan kondisi ujung tombak masih tertancap di perut korban, dari pihak Kepolisian dan Puskesmas tiba.
“Ujung tombak itu satu malam hingga besok siangnya sekitar pukul 14.00 Wib masih tertancap di perutnya, kami tidak berani mencabutnya, baru dicabut oleh tenaga medis di perutnya siang itu,” ungkap dengan nada sedih.
Atas kejadian ini, November Bu’ulolo berharap agar pihak Polres Nias Selatan segera menangkap para pelaku.
“Masih ada yang berkeliaran, kami mohon untuk segera ditangkap,” harapnya.
Ditambahkannya, Pihak Polres Nias Selatan telah mengambil keterangannya sebagai saksi termasuk saudara dan ibunya.
“Ada lima orang dari kami yang sudah dimintai keterangan, antara lain saya sendiri, abangku Ama Esran dan Ama Erwin, lalu Ibuku dan Ina Erwin,” tutupnya.
Sebelumnya, Polres Nias Selatan telah menetapkan 3 orang sebagai tersangka pada kasus pembunuhan yang terjadi di Desa Hilibadalu, Kecamatan Umbunasi, Kabupaten Nias Selatan, pada hari kamis 29 Desember 2022, sekira pukul 15.00 Wib.
Dari ketiga tersangka, 1 orang di antaranya sudah ditangkap dan sudah dilakukan penahanan, hal ini diungkapkan Kapolres Nias Selatan, AKBP Reinhard H. Nainggolan, melalui melalui BA Subbag Humas, Bripda Aydi Mashur, Jum’at (6/1) siang.
“Yang sudah ditangkap masih satu orang inisial ON dan sudah dilakukan penahanan di RTP Polres Nias Selatan,” terang Bripda Aydi Mashur.
Dijelaskannya, adapun saksi yang sudah diperiksa hingga saat ini sebanyak empat orang. Dari keterangan para saksi tersebut terduga pelaku ada enam orang.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan, yang sudah kami tetapkan tersangka masih 3 orang, terduga pelaku yang lain masih dalam penyelidikan,” jelasnya.
Lanjut dia, terkait pelaku yang lain belum ada diperiksa, rencananya penyidik ke depan akan memanggil semua saksi-saksi dan juga terduga pelaku.
“Apabila terbukti akan ditetapkan sebagai tersangka dan tentunya melalui gelar perkara,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Polres Nias Selatan masih belum bisa menjelaskan motif dari pembunuhan tersebut karena masih dalam penyelidikan. [CKZ]