WahanaNews-Nias | Adanya tiga kasus besar yang menghantam kepolisian, dinilai semakin mengurangi tingkat kepercayaan publik terhadap institusi polisi.
Diketahui, dalam kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ada tiga kasus besar yang datang secara bertubi-tubi.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Tiga kasus itu adalah dugaan pembunuhan yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo terhadap ajudannya Nofriansya Yoshua Hutabarat, tragedi Stadion Kanjuruhan, serta Kapolda Sumatera Barat Teddy Minahasa yang diduga jual sabu barang bukti.
Oleh sebab itu, saat ini publik ramai-ramai mengkritik Polri. Presiden Joko Widodo bahkan secara langsung menyebutkan bahwa kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Ferdy Sambo membuat kepercayaan publik terhadap Polri menurun.
"Begitu ada peristiwa FS (Ferdy Sambo), runyam semuanya. Jatuh angka kepercayaan publik kepada Polri yang paling rendah," kata Jokowi di Istana Negara, Jumat (14/10) mengutip WahanaNews.co.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Santoso mengatakan kasus penjualan barang bukti narkoba yang melibatkan Kapolda itu seolah membuat Polri saat ini sudah tidak bisa diharapkan.
"Kalau itu terjadi maka Polri saat ini sudah benar-benar tidak bisa diharapkan lagi karena sampai Kapolda saja terlibat narkoba," kata Santoso lewat pesan singkat, Jumat (14/10).
Hampir senada, anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan menyebut penangkapan Teddy itu membuat kejadian demi kejadian di tubuh Polri seperti drama tak berkesudahan.