Kemudian setelah itu, ia mencoba mengumpulkan telur ayam kampung dari penduduk desa lalu dijual ke pasar atau warung yang membutuhkan.
Baca Juga:
Tindak Lanjut Penyelesaian Konflik Agraria Areal Transmigrasi Rantau Karya Tanjabtim
Tak terasa 15 tahun sejak kepergian suaminya ia berjuang keras untuk menghidupi dan menyekolahkan ketiga buah hatinya.
Alhasil, karena kegigihannya itu, saat ini satu orang anaknya sedang duduk di bangku kuliah dan yang satu lagi masih di bangku SMA, sementara satu orang lainnya sudah tamat SMA dan kini merantau ikut dengan pamannya.
Kondisi atap rumbia di gubuk keluarga Ina Soza sudah banyak yang bocor. (Foto/ist)
Baca Juga:
Kenalan di Facebook, Janda di Simalungun Bawa Kabur Motor Pria Saat Kencan
Dengan kondisi sekarang ini, Ina Soza bersama kedua anaknya yang masih disampingnya hidup dengan serba kekurangan, jangankan untuk berkeinginan memperbaiki gubuk tempat tinggal mereka, terkadang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun terasa sangat sulit.
Akan tetapi, bagi Ina Soza hidup ini harus dijalani dengan tetap berserah diri kepada Tuhan. Ia tak mau menyerah begitu saja dan meyakini untuk merubah masa depan adalah melalui pendidikan. Untuk itu dia pun bertekad untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Sehingga, Ina Soza dan anak-anaknya harus rela tinggal di gubuk beratap rumbia. Jika hujan, air menetes membasahi dalam gubuk karena sebagian atapnya sudah bocor.