Lalu, saat ini ia melihat kedisplinan dosen mengajar sudah berubah, mahasiswa juga mengikuti dan suasana kampus juga membuat mahasiswa lebih nyaman sekarang di ruangan kelas.
"Tentu dengan segala keterbatasan yang ada, tapi ini adalah sudah awal langkah yang tepat, sudah "on the right track", ini sudah "on the right good start" sehingga ke depan akan lebih bagus lagi," katanya dengan penuh nada optimisme.
Baca Juga:
Terima Izin Buka Prodi Baru Teknik Sipil dari LLDikti Sumut, UNIAS: Terus Berbenah
Nah, sambung dia, proses ini sudah dimulai dengan pengorganisasian yang sekarang dan penempatan personel-personel kepengurusan Universitas maupun personel pengajar pada mata kuliah yang tepat sesuai dengan keahlian berdasarkan disiplin ilmu yang dia miliki.
"Ini sudah dimulai, dan harapan kita juga mahasiswa harus akselerasi untuk mengikuti perubahan ini, dan kalau kita yakin maka tiga tahun lagi akan kita lihat hasilnya, kampus ini akan melahirkan orang-orang yang unggul atau generasi unggul," harapnya.
Bahkan, Ia pun menantang Pj. Rektor untuk tidak mewajibkan mahasiswa membuat skripsi, tapi dibuat dengan inovasi yang lain hal ini merujuk dari beberapa Universitas yang lain tidak mewajibkan mahasiswanya membuat skripsi.
Baca Juga:
Diserang Berita Hoaks Bertubi-tubi, UNIAS: Fitnah Lebih Kejam dari Membunuh
"Di beberapa kampus itu tidak wajib skripsi, dari pada mereka menjadi "plagiator", harus ada pengganti skripsi, karena memaksakan mereka (mahasiswa) buat skripsi sementara idenya terbatas," bebernya.
"Maka yang terjadi adalah copy paste dengan skripsi orang malah kita mendidik mereka untuk menjadi plagiator, itu nggak benar…! ini harus kita kembalikan kepada roh yang benar, dan ini sudah kita mulai sekarang ini," katanya. .[CKZ]