WahanaNews-Nias | Tidak ada tanda-tanda atau firasat apapun dirasakan Atimina Gulo alias Ina Juni dengan kematian anaknya Darmawati Gulo diduga korban pembunuhan di Tanggerang, Minggu (7/8) lalu.
Widarmawati Gulo, 21, merupakan Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus, Salemba Jakarta, Semester V (lima), asal Desa Hayo, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat diketahui meninggal dunia setelah dibawa di Rumah Sakit Cipondoh Kota Tangerang sekira pukul 19.00 Wib.
Baca Juga:
Ibu Muda Tewas di Serpong, Ada Luka Memar di Leher
"Tidak ada firasat atau tanda-tanda sebelumnya," kata Atimina Gulo alias Ina Juni, di rumahnya yang beralamat di Desa Hayo, Kecamatan Mandrehe, Nias Barat, Rabu (12/10) siang.
Pada hari kejadian itu, Atimina Gulo alias Ina Juni mengaku mengaku sempat menelpon anaknya namun tidak diangkat.
“Sore itu saya sempat nelpon, tapi tidak diangkatnya, biasanya kalau tidak diangkatnya pasti nanti ditelpon balik, mungkin dia sedang istirahat,” ujarnya.
Baca Juga:
Identitas Mayat Bertato Kupu-Kupu yang Mengambang di Cisadane
Lebih jauh, Atimina Gulo alias Ina Juni menuturkan pertama sekali ia mendengar kabar atas meninggalnya putrinya melalui Ama Ica dan istrinya.
"Saat itu Ama Ica dan istrinya sekira pukul 19.00 Wib datang ke rumah sambil menangis dan memberitahukan kalau Darmawati Gulo sedang sakit parah dan saat ini sudah di Rumah Sakit," tuturnya.
Tidak lama setelah itu, ia mendengar kabar jika putrinya sudah meninggal.
"Saya sangat sedih sekali dan terpukul mendengar itu, padahal pada hari Sabtu (6/8) sekira pukul 16.00 Wib kami sempat berkomunikasi melalui telpon, dia (korban) bilang lagi di tempat kosnya di Jakarta dan dalam keadaan sehat-sehat saja," ujarnya.
Yang lebih mengejutkan bagi Atimina Gulo alias Ina Juni ketika dia mendengar kabar kondisi jasad Darmawati Gulo ada sejumlah kejanggalan.
"Itu saya dengar melalui anak saya Elinus Gulo alias Ama Zion, saat itu dia periksa jasad adiknya sambil video call dengan saya",
"Katanya ada bekas jari berwarna hitam di bawah telinga dan juga lebam di punggung hingga kaki," katanya sambil memeluk foto anaknya.
Karena keadaannya demikian, mereka sekeluarga berembuk dan menduga ada sesuatu penyebab atas kematian Darmawati Gulo dengan adanya tanda cacat di tubuh.
"Makanya dia diotopsi, tapi sampai sekarang hasilnya belum disampaikan oleh pihak kepolisian kepada kami," sebutnya.
Atas kejadian yang telah menimpa Widarmawati Gulo, ia pun berharap kepada Kepolisian agar laporan yang sudah disampaikan melalui anaknya yang bernama Elinus Gulo dapat diungkap secara terang benderang dan meminta keadilan serta kepastian hukum.
"Sebagai orang tua saya memohon keadilan, hingga saat ini belum ada kepastian hukum terhadap kejadian yang telah menimpa anak ku," pintanya sambil menangis.
Ia pun meminta kepada pihak-pihak yang menangani kasus ini agar memproses laporan tersebut dengan mengungkap dan menangkap pelakunya.
"Sekali lagi saya mohon agar kasus ini bisa diungkap," ujarnya dengan nada lirih.
Sebelumnya diberitakan, Widarmawati Gulo, 21, Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus, Salemba Jakarta, Semester V (lima), asal Desa Hayo, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat diketahui meninggal dunia di Rumah Sakit Cipondoh Kota Tangerang pada hari Minggu (7/8) lalu, sekira pukul 19.00 Wib.
Namun, menurut abang kandung korban, Elinus Gulo, atas kematian adiknya itu ada sejumlah kejanggalan.
Ia menduga saudaranya korban pembunuhan atau penganiayaan yang mengakibatkan kematian.
Dugaannya ini bukan tanpa sebab, hal ini karena adiknya dinyatakan oleh dokter telah meninggal dunia diperkirakan kurang lebih 2 jam sebelum tiba di Rumah Sakit.
Yang membuat dia lebih curiga lagi, tubuh adiknya penuh lebam, mulai dari leher, punggung dan kaki.
Bahkan dia menuturkan pakaian yang dikenakan adiknya Darmawati Gulo bukanlah miliknya, hingga celana dalam dan BH juga tidak ada.
Hal ini diketahuinya usai jasad adiknya dipindahkan dari ruang IGD ke ruang Jenazah, pada saat ia mengecek kondisi adiknya mulai dari baju dan celana.
"Pakaian itu bukan milik korban, BH dan celana dalam tidak ada, buang air besar (BAB) di celana, dagunya terikat sampai di kepala, terdapat lebam di leher, punggung lebam, dan kaki bagian belakang lebam," sebut Elinus Gulo kepada WahanaNews.co, Minggu (9/10) malam.
Sebagai informasi, atas kematian Darmawati Gulo, telah dilaporkan secara resmi oleh Elinus Gulo selaku abang kandung korban di Polres Metro Tanggerang Kota pada hari Rabu (10/8).
Kemudian diketahui, jasad Darmawati Gulo tiba di Desa Hayo, Kecamatan Mandrehe, Nias Barat pada tanggal (9/8) dan dikebumikan pada tanggal (11/8) lalu.
Hingga berita ini diturunkan, meskipun telah dilakukan konfirmasi kepada Kapolres Metro Tanggerang Kota, Kombes Zain Dwi Nugroho, melalui WhatsApp namun hingga saat ini belum memberikan tanggapan. [CKZ]